kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Tak ada pembenahan, bencana habiskan triliunan


Rabu, 12 Februari 2014 / 07:54 WIB
Tak ada pembenahan, bencana habiskan triliunan
ILUSTRASI. Kota tertua di Indonesia adalah Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/kye/18


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bencana nasional seperti banjir, erupsi dan tanah longsor berdampak pada anggaran negara yang harus dikeluarkan. Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Laurens Bahang Dama, menaksir anggaran rehabilitasi infrastruktur bisa mencapai belasan triliun rupiah.

Sebenarnya, kata Laurens, bencana seperti banjir misalnya tidak cukup dilakukan dengan memperbaiki sisi hilir seperti pengerukan kali atau pembangunan waduk. Harus dilakukan perbaikan di sisi hulu, dan kebiasaan masyarakat.

Ditemui di Senayan usai rapat kerja dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Selasa (11/2/2014), Laurens mengatakan Kementerian PU hanya bisa menyentuh hilir dengan melakukan normalisasi sungai atau membuat waduk. Ke depan, kata politisi dari Partai Amanat Nasional ini, yang dibutuhkan adalah koordinasi dengan semua kementerian teknis terkait untuk melakukan perbaikan di sisi hulu.

"Seperti dengan Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian. Seperti itulah. Juga jangan ada lagi vila-vila di Puncak, (misalnya). Kalau bisa 'dihutankan'," jelas Laurens. Dia mengatakan, faktor banjir tak hanya dari kurangnya resapan air di perkotaan seperti Jakarta.

Banjir Jakarta, misalnya, menurut Laurens diperparah semakin gundulnya wilayah Puncak di Bogor, Jawa Barat, akibat pembangunan vila-vila. "Faktor banjir itu ada dua. Di hulu ada penggundulan hutan. Di hilir drainase kurang bagus," kata Laurens. Selain itu, Laurens juga menekankan pentingnya masyarakat untuk tidak membuang sampah di kali. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×