kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.251   55,00   0,34%
  • IDX 6.862   -3,48   -0,05%
  • KOMPAS100 997   -1,41   -0,14%
  • LQ45 763   -0,19   -0,03%
  • ISSI 225   -0,39   -0,17%
  • IDX30 393   0,17   0,04%
  • IDXHIDIV20 454   -1,14   -0,25%
  • IDX80 112   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 113   -0,48   -0,42%
  • IDXQ30 127   -0,01   -0,01%

Taipan TP Rachmat Soroti Prospek Ekonomi Indonesia, Ini Katanya


Minggu, 05 Juni 2022 / 22:31 WIB
Taipan TP Rachmat Soroti Prospek Ekonomi Indonesia, Ini Katanya
ILUSTRASI. Taipan Theodore Permadi Rachmat


Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilik Triputra Group Theodore Permadi (TP) Rachmat menyoroti prospek perekonomian Indonesia ke depan lewat kacamata pengusaha. Dia optimistis bahwa ekonomi Indonesia memiliki masa depan yang cerah, terutama dalam jangka waktu pendek.

TP Rachmat menyampaikan bahwa di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, Indonesia masih diberkati dengan capaian ekspor produk komoditi yang sangat hebat, mulai dari ekspor batubara, kelapa sawit, hingga mineral.

"Kita kan rasanya sudah keluar dari pandemi, dan ekonomi mulai tumbuh, di kurtal pertama 2022 kan sudah 5% (pertumbuhan)," ungkap TP di Jakarta, kemarin.

Setelah melewati krisis berkepanjangan akibat pandemi Covid-19, dan mengalami kondisi keuangan yang surplus, TP Racmat menilai bahwa pemerintah mampu mengembalikan defisit pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga tiga persen pada tahun depan.

"Dan saya kira mungkin karena income kita sangat besar, kita juga bisa memberi subsidi yang besar ke pertalite, minyak goreng, yang terakhir banyak sekali ribut," tuturnya.

Baca Juga: Pemilik Triputra Group TP Rachmat Raih Paramadina Award 2022

Meski memiliki prospek ekonomi yang cerah dalam jangka pendek, terutama yang didukung oleh permintaan komoditi yang sangat besar, Indonesia tak bisa terus bergantung pada hal tersebut, sebab dalam jangka waktu panjang komoditi unggulan tersebut akan habis.

Maka dari itu, TP Rachmat menyebut bahwa pengusaha dan pemerintah harus mulai menggantikan bisnis komoditi tersebut  dengan bisnis industri yang lebih mapan untuk bisa berkompetisi di kancah global.

"Komoditas batubara akan berapa lama lagi kita bisa? Mungkin 10 tahun-20 tahun? Jadi kita tidak bisa hanya mengandalkan ke sumber daya alam (SDM), jadi harus pindah ke industri yang lebih canggih," sebut TP Rachmat.

Menurutnya, Indonesia punya peluang untuk mengembangkan industri, seperti industri kimia, otomotif, hingga industri baja. Yang terpenting, bagaimana Indonesia harus mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan baik di pasar domestik maupun di kancah global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×