kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.100   0,00   0,00%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Survei SMRC: Kondisi Ekonomi Baik Berpengaruh Positif ke Ganjar, Negatif ke Anies


Jumat, 05 Mei 2023 / 15:23 WIB
Survei SMRC: Kondisi Ekonomi Baik Berpengaruh Positif ke Ganjar, Negatif ke Anies
ILUSTRASI. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berolahraga di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/4/2023).


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyampaikan hasil survei soal persepsi publik atas ekonomi Indonesia dan kaitannya dengan pilihan calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Hasilnya, terlihat bahwa persepsi positif publik atas keadaan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap elektabilitas bakal capres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

Sebaliknya, persepsi negatif terhadap ekonomi Tanah Air akan memberi dampak elektoral ke bakal capres Partai Nasdem, Anies Baswedan.

“Orang yang merasakan kondisi ekonomi di Indonesia positif cenderung akan memilih Ganjar. Sebaliknya, orang yang menyatakan kondisi ekonomi di Indonesia kurang positif cenderung akan memilih Anies,” kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (5/5/2023).

Baca Juga: Survei SMRC: PDIP Naik di Pemilih Kritis Pasca Pengumuman Capres Ganjar Pranowo

Sementara itu, lanjut Saiful, terhadap bakal capres Gerindra, Prabowo Subianto, persepsi atas kondisi ekonomi ini tidak memiliki pengaruh. “Prabowo tidak akan mendapatkan keuntungan atau kerugian (secara elektoral) dari kondisi ekonomi kita,” ujarnya.

Adapun survei yang dirilis SMRC pada Maret 2023 memperlihatkan, ada 33,6 persen responden yang menyatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik atau sangat baik.

Sementara itu, yang menilai buruk atau sangat buruk sebanyak 25,4 persen, dan yang menganggap sedang saja 38,8 persen. Lalu, 2,2 persen yang tidak menjawab.

Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan survei periode-periode sebelumnya. Survei Oktober 2020, misalnya, memperlihatkan bahwa 45,3 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional buruk atau sangat buruk.

Adapun pada periode yang sama, yang menilai baik atau sangat baik hanya 19,6 persen. Penilaian atas kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu juga tidak berbeda dengan indikator sebelumnya. Yang menilai baik atau sangat baik sebanyak 44,2 persen.

Sementara itu, yang menganggap buruk atau sangat buruk hanya 20,7 persen, tidak ada perubahan 29,9 persen, dan tidak jawab 5,2 persen.

Dalam proyeksi keadaan ekonomi setahun ke depan, umumnya warga optimistis. Ada 69,2 persen warga yang menyatakan kondisi ekonomi rumah tangganya akan lebih baik atau jauh lebih baik setahun ke depan.

Lalu, yang menyatakan akan lebih buruk atau jauh lebih buruk hanya 6,8 persen, tidak akan ada perubahan 16,9 persen, dan tidak jawab 7,1 persen.

Optimisme warga juga terlihat dalam proyeksi keadaan ekonomi nasional setahun ke depan. Sebanyak 64,9 persen menilai keadaan ekonomi nasional setahun ke depan akan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang.

Sementara, yang menyatakan akan lebih buruk atau jauh lebih buruk hanya 6,6 persen. Yang menyatakan tidak akan ada perubahan sebanyak 18,8 persen, dan tidak jawab 9,7 persen.

Menurut Saiful, data ini memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung memiliki sentimen positif terhadap kondisi ekonomi saat ini sampai setidaknya tahun 2024. Hal ini, menurut dia, akan memberikan insentif pada Presiden Joko Widodo jika dia maju lagi sebagai presiden pada Pemilu 2024.

Namun, karena Jokowi telah memimpin selama dua periode dan tidak mungkin maju lagi sebagai capres, yang akan mendapatkan insentif elektoral itu adalah yang dianggap mendekati atau bakal melanjutkan kepemimpinan dan kebijakan Jokowi, dalam hal ini Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Tiba di Bali, Megawati Jadi Pembicara Utama Seminar Soal Pembangunan 100 Tahun Bali

“Karena Jokowi tidak maju lagi, maka tokoh yang kurang lebih sama atau mendekati Jokowi dalam kepemimpinan Indonesia ke depan, maka dialah yang kemungkinan akan dipilih oleh warga yang memiliki penilaian positif dalam hal kondisi ekonomi ini,” kata Saiful.

Adapun Ganjar Pranowo diumumkan sebagai calon presiden Pemilu 2024 oleh PDI-P pada 21 April 2023. Rencana pencapresan Ganjar dideklarasikan langsung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Sebelum Ganjar, Anies Baswedan telah lebih dulu diumumkan sebagai bakal capres Nasdem sejak Oktober 2022. Sementara itu, Prabowo Subianto dideklarasikan sebagai bakal capres Gerindra pada medio Agustus 2022.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "SMRC: Kondisi Ekonomi yang Baik Berdampak Positif ke Ganjar, Negatif pada Anies"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×