Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca perdagangan diprediksi turun pada September 2025. Faktornya karena ekspor diperkirakan melandai, sedangkan impor meningkat.
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan, neraca perdagangan September 2025 surplus US$ 4,27 miliar, lebih rendah dibandingkan Agustus yang sebesar US$ 5,49 miliar.
“Perkiraan tersebut dipengaruhi oleh kinerja ekspor yang melandai,” tutur Banjaran kepada Kontan, Jumat (31/10/2025).
Ia memperkirakan kinerja ekspor akan mencapai US$ 24,20 miliar, sedikit turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 24,96 miliar.
Baca Juga: Indonesia Masih Catat Surplus Dagang dengan AS dan Defisit Perdagangan dengan China
Banjaran menilai, melandainya kinerja ekspor seiring meredanya dampak percepatan pengapalan pasca implementasi tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS), serta harga komoditas batubara yang belum menunjukkan penguatan meski telah mendekati periode musim dingin di Eropa.
Di sisi lain, nilai impor diperkirakan meningkat ke US$ 19,93 miliar, naik dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 19,47 miliar, didorong oleh peningkatan penyediaan bahan baku sebagai respons terhadap ekspektasi penguatan kondisi ekonomi hingga akhir tahun 2025.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Ekonom BCA David Sumual, surplus neraca perdagangan diperkirakan merosot tajam pada September 2025 menjadi US$ 3,15 miliar.
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang RI Diprediksi Menyempit pada September 2025, Ini Penyebabnya
Hal ini dipicu kinerja ekspor yang diperkriakan hanya tumbuh 4,22% year on year (YoY) turun dari bulan sebelumnya sebesar 5,78% YoY. Sementara itu, secara bulanan diperkirakan terkontraksi 7,92% month to month (MtM).
Selanjutnya, kinerja impor diperkirakan tumbuh 5,35% YoY, tumbuh dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 6,56% YoY.
“Dari sisi harga, komoditas ekspor turun sedangkan komoditas impor naik dibandingkan bulan lalu, seperti batubara turun signifikan, gas, metal, CPO naik, minyak, gandum, emas naik,” tutur David.
Di samping itu, ia menyebut jarak antara penerimaan ekspotir dengan belanja importir sedikit mengecil, terutama karena impor terakselerasi.
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Naik Jadi US$ 5,49 Miliar di Agustus 2025
Selanjutnya: Kinerja Apik hingga Kuartal III 2025, Berikut Rekomendasi Saham Mitra Keluarga (MIKA)
Menarik Dibaca: Redmi 15 Hadir untuk Gen Z yang Aktif dan Produktif, Baterai 7.000 mAh Jadi Andalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


/2025/10/01/323557741.jpg) 
  
  
  
  
  
  
 











