kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   8.000   0,48%
  • USD/IDR 16.377   25,00   0,15%
  • IDX 6.579   -67,05   -1,01%
  • KOMPAS100 977   -12,44   -1,26%
  • LQ45 766   -10,16   -1,31%
  • ISSI 201   -1,69   -0,83%
  • IDX30 397   -4,50   -1,12%
  • IDXHIDIV20 478   -5,32   -1,10%
  • IDX80 111   -1,36   -1,21%
  • IDXV30 117   -0,29   -0,25%
  • IDXQ30 131   -1,86   -1,40%

Surplus Neraca Perdagangan RI akan Dihadapkan Tantangan Kebijakan Tarif Trump


Senin, 13 Januari 2025 / 12:11 WIB
Surplus Neraca Perdagangan RI akan Dihadapkan Tantangan Kebijakan Tarif Trump
ILUSTRASI. Meski akan ada surplus neraca perdagangan barang Indonesia tahun ini, namun kinerjanya dihadapkan dengan berbagai tantangan global. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan barang Indonesia diperkirakan masih mencatatkan surplus pada tahun 2025.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang menyampaikan, meski akan ada arah perbaikan pada surplus neraca perdagangan barang Indonesia tahun ini, namun kinerjanya masih akan dihadapkan berbagai tantangan global. 

Salah satunya tantangan kebijakan perdagangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sebagai informasi, Donald Trump  dikabarkan akan menetapkan tarif tinggi terhadap Kanada, Meksiko, dan China pada hari pertama menjabat, 20 Januari 2025.

Baca Juga: Sektor Jasa Keuangan Stabil, Pasar Cermati Kebijakan Donald Trump

Melansir Reuters, semua produk impor dari Meksiko dan Kanada akan dikenai tarif sebesar 25%. Tak hanya itu, Trump juga mengecam kelompok negara pasar berkembang BRICS dan mengancam akan mengenakan tarif 100% jika mereka mencoba menjauh dari dolar AS.

“(Neraca perdagangan) Masih cukup penuh tantangan sejalan global tengah menanti kebijakan tarif perdagangan Trump ke depannya,” tutur Ana sapaan akrab Hosianna kepada Kontan, Senin (12/1).

Ana memperkirakan surplus neraca perdagangan sepanjang 2024 diperkirakan mencapai US$ 33 miliar, lebih rendah 10% dari 2023 yang mencapai US$ 36,93 miliar.

Menurunnya surplus neraca perdagangan ini dikarenakan belum pulihnya belum pulihnya permintaan dari global, di tengah belum beranjak naiknya harga batubara dan besi baja.

Baca Juga: Neraca Dagang RI pada November 2024 Surplus US$ 4,42 Miliar

Selanjutnya, pada Desember 2024 kinerja ekspor diperkirakan tumbuh 10,75% year on year (YoY), lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tumbuh 9,12% YoY.

Kemudian, kinerja impor diperkirakan tumbuh 4,84% YoY, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,01% YoY.

Ana membeberkan, kinerja ekspor ditopang oleh perkembangan harga komoditas coklat dan kopi yang mencatatkan kenaikan harga yg signifikan pada Desember 2024, serta kelompok karet.

“Di samping memang perkembangan harga CPO yang masih menopang ekspor di tengah masih berlanjutnya tekanan pada batubara dan kelompok besi baja,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×