kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 16.070   -65,00   -0,41%
  • IDX 7.158   -100,90   -1,39%
  • KOMPAS100 1.073   -23,02   -2,10%
  • LQ45 842   -19,41   -2,25%
  • ISSI 218   -3,19   -1,44%
  • IDX30 430   -10,60   -2,41%
  • IDXHIDIV20 518   -12,61   -2,38%
  • IDX80 122   -2,72   -2,18%
  • IDXV30 127   -3,54   -2,71%
  • IDXQ30 143   -3,34   -2,28%

Memasuki Akhir Tahun 2024, Surplus Neraca Dagang Masih Jauh dari Target


Jumat, 15 November 2024 / 18:17 WIB
Memasuki Akhir Tahun 2024, Surplus Neraca Dagang Masih Jauh dari Target
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) catat, bila diakumulasikan surplus neraca perdagangan barang dari Januari hingga Oktober 2024 baru US$ 24,43 miliar.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Target surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan tidak akan tercapai hingga akhir tahun 2024 ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bila diakumulasikan surplus neraca perdagangan barang dari Januari hingga Oktober 2024 baru mencapai US$ 24,43 miliar. Capaian tersebut masih jauh dari target pemerintah sebesar US$ 31,6 miliar hingga US$ 53,4 miliar pada 2024.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, capaian yang masih jauh dari target tersebut kemungkinan tidak akan tercapai pada tahun ini.

Baca Juga: Menciut, Surplus Neraca Dagang Indonesia Berlanjut di Bulan ke-50

Bila ingin mengejar target tersebut, dalam dua bulan terakhir pemerintah membutuhkan surplus neraca dagang dengan batas bawah US$ 7,17 miliar, dan target batas atas sebesar US$ 28,97 miliar.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan dari Januari hingga Oktober 2024, rata-rata hanya di kisaran US$ 2 hingga 3 miliar saja.

“Neraca dagang kumulatif hanya (sekitar) US$ 24 miliar, sejauh ini kelihatannya tidak mungkin menyamai capaian tahun lalu,” tutur David kepada Kontan, Jumat (15/11).

Davin menilai, kemungkinan tidak tercapainya neraca dagang tersebut karena adanya kekhawatiran soal tarif pajak.

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Menyempit, Waspadai Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan

Dalam kampanyenya, Trump berjanji akan mengenakan pajak sekitar 10% hingga 20% pada semua barang impor diperkirakan akan mempengaruhi harga di seluruh dunia, serta tarif yang ditargetkan hingga 60% khusus untuk impor dari China.

Adapun dalam jangka pendek atau tiga bulan ke depan, ia memproyeksikan neraca perdagangan barang masih akan mencatatkan surplus, meski surplusnya cenderung stagnan.

Sejalan dengan itu, nilai tukar rupiah diperkirakan akan mencapai Rp 15.700 hingga Rp 16.000 per dolar AS pada akhir tahun 2024. 

Selanjutnya: Jelang Kembalinya Trump, AS Beri Pendanaan US$ 6,6 Miliar pada TSMC

Menarik Dibaca: IBM Meluncurkan Granite 3.0 untuk Memenuhi Kebutuhan AI Perusahaan Modern

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×