kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surplus Neraca Perdagangan Mei 2024 Diperkirakan Menyusut Jadi US$ 2,13 Miliar


Senin, 17 Juni 2024 / 12:58 WIB
Surplus Neraca Perdagangan Mei 2024 Diperkirakan Menyusut Jadi US$ 2,13 Miliar
ILUSTRASI. Surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 diperkirakan melanjutkan tren penurunan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 diperkirakan melanjutkan tren penurunan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, surplus neraca perdagangan Mei 2024 sebesar US$ 2,13 miliar, turun dari surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,56 miliar.

“Penurunan surplus ini terutama disebabkan oleh kembalinya aktivitas perdagangan setelah perayaan Idul Fitri, dengan latar belakang ekonomi domestik yang relatif solid,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (17/6).

Meski menyusut, Josua memperkirakan ekspor periode tersebut akan meningkat sebesar 1,55% year on year (YoY). Sementara itu, secara bulanan ekspor diperkirakan akan meningkat 12,38% month on month (MoM) seiring dengan normalisasi kegiatan ekonomi setelah liburan Idul Fitri.

Baca Juga: Cadangan Devisa Mei 2024 Naik, Ditopang DHE Hingga Surplus Neraca Dagang

Di samping itu, meningkatnya ekspor juga dipengaruhi harga crude palm oil (CPO) yang meningkat secara bulanan, didorong oleh kenaikan harga barang substitusi seperti minyak kedelai, di tengah penurunan pasokan minyak nabati secara global.

“Meskipun demikian, peningkatan kinerja ekspor bulanan dibatasi oleh data dari Tiongkok yang mengindikasikan kontraksi impornya dari Indonesia,” ungkap Josua.

Sementara itu, kinerja impor pada Mei 2024 diperkirakan menurun secara tahunan, terutama karena high base effect dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Tripel Defisit Menahan Penurunan Suku Bunga

Ia memperkirakan laju impor sebesar akan mengalami kontraksi sebesar 6,40% YoY, sebagian besar disebabkan oleh tingginya base effect dari bulan Mei 2023 ketika impor melonjak.

Sedangkan secara bulanan, impor justru menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor, dengan ekspektasi akselerasi sebesar 24,05% MoM.

“Kenaikan ini terutama disebabkan oleh berakhirnya efek musiman Idul Fitri dan pertumbuhan bulanan dua digit yang dilaporkan pada ekspor Tiongkok ke Indonesia,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×