Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan neraca perdagangan masih akan surplus pada Januari 2023. Namun, akan ada penyusutan surplus neraca perdagangan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, surplus neraca perdagangan pada awal tahun sebesar US$ 3,27 miliar, atau lebih rendah dari surplus US$ 3,89 miliar pada bulan sebelumnya.
"Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh penurunan bulanan ekspor yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan bulanan impor," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).
Baca Juga: Sejumlah Ekonom Ramal Neraca Dagang Januari Surplus US$ 2 Miliar hingga US$ 4 Miliar
Josua memperkirakan nilai ekspor pada Januari 2023 mencapai sekitar US$ 23,01 miliar atau turun 3,44% secara bulanan.
Ini didorong oleh volume ekspor pada bulan Januari 2023, terutama batubara, yang cenderung lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022. Plus, harga batubara tergerus sekitar 9% secara bulanan.
Pun volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) pada awal tahun 2023 cenderung lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022. Meskipun, harga CPO naik tipis sekitar 1% secara bulanan.
Meski secara bulanan turun, ekspor Januari 2023 diperkirakan meningkat 20,13% bila dibandingkan dengan Januari 2022.
Dari sisi impor, Josua memperkirakan impor pada Januari 2023 sekitar US$ 19,78 miliar atau turun 0,8% secara bulanan.
Baca Juga: Ekonom Sebut Capaian Tahun 2022 Bisa Jadi Bekal Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini
Meski secara bulanan turun, impor Januari 2023 rupanya lebih tinggi 8,54% bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Ini didorong oleh aktivitas manufaktur Indonesia yang cenderung dalam fase ekspansif sehingga impor bahan baku meningkat.
Selain itu, pemerintah juga membuka keran impor terutama produk pertanian sehingga mendorong impor di awal tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News