kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suplai Minyakita Berkurang, Mendag Minta Produsen Naikkan Produksi 50%


Senin, 30 Januari 2023 / 17:18 WIB
Suplai Minyakita Berkurang, Mendag Minta Produsen Naikkan Produksi 50%
Mendag Zulkifli Hasan memaparkan suplai minyak goreng curah Minyakita yang berkurang ke pasar rakyat atau pasar tradisional, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1/2023).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, ada dua sebab yang membuat minyak goreng curah dengan merk Minyakita berkurang suplainya ke pasar rakyat atau pasar tradisional.

Pertama, ia menyebut bahwa minyak curah dengan merk tersebut banyak digunakan konsumen. Saat ini Minyakita tak hanya bisa ditemukan di pasar tradisional tapi juga pasar modern.

"Minyakita ada dua sebab, harga tidak naik, tapi di pasar-pasar rakyat berkurang kirimannya, karena Minyakita ini sekarang menjadi merk yang digemari oleh semua konsumen. Dan dia tidak hanya di pasar tradisional tetapi Minyakita sudah masuk ke pasar modern," kata Zulkifli di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/1).

Menurutnya saat ini hampir semua orang membeli Minyakita. Hal tersebut menurut Zulkifli karena kualitasnya hampir sama dengan minyak premium.

Baca Juga: Kemendag: Jelang Ramadhan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Relatif Stabil

Kedua, karena ada penambahan alokasi CPO untuk program biodiesel dari B20 menjadi B35. Ia menjelaskan B20 menyerap sekitar 9 juta kilo liter CPO.

Maka dengan peningkatan menjadi B35, serapan yang dibutuhkan untuk program ini menjadi sekitar 12 juta kilo liter CPO.

"B20 itu 9 juta, diubah menjadi B35 itu (perlu penambahan) menjadi 3 juta, jadi perlunya 12 juta, nyedot (stok CPO) lagi," urainya.

Untuk mengatasi persoalan minyak goreng terutama merk Minyakita yang berkurang suplainya ke pasar tradisional, Zulkifli telah meminta produsen Minyakita menaikkan produksi.

"Oleh karena itu kami mengundang para produsen minyak ini hampir 30 yang datang. Yang tadinya supply untuk Minyakita itu 300.000 ton per bulan, kita naikan 50% tadi, semua sudah sepakat, tanda tangan dari hampir 30 itu. Yang suplainya Minyakita 300.000 ton ditambah 50% menjadi 450.000 ton per bulan," jelasnya.

Dengan langkah tersebut, Zulkifli berharap Minyakita dapat kembali membanjiri pasar-pasar tradisional atau pasar modern. Diharapkan dalam dua minggu hingga sebulan ini Minyakita kembali membanjiri pasaran.

Zulkifli menampik adanya pihak-pihak yang sengaja nakal hingga menyebabkan Minyakita berkurang suplainya ke pasar tradisional. Ia menegaskan penyebab turunnya suplai ke pasar tradisional disebabkan karena dua hal tadi bukan karena adanya oknum nakal.

"(Oknum nakal) Tidak ada, memang Minyakita sekarang kalau dulukan minyak curah ada di pasar saja, sekarang ini tidak. (Sekarang) Di ritel modern semua ada Minyakita. Jadi otomatis kalau ritel modern banyak, dimana-mana banyak, di pasarkan barangnya kan sama kan berkurang itu saja sebabnya," ujarnya.

Ketua bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Ahmad Choirul Furqon mengatakan, saat ini minyak goreng subsidi merk Minyakita mulai sulit untuk dicari.

"Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Saat ini minyak goreng subsidi di lapangan sudah mengalami kelangkaan. Kalaupun ada itupun harganya sudah tidak sesuai HET, bahkan jauh dari batas HET, " jelasnya.

Baca Juga: MinyaKita Solusi Sementara Wajib Migor Kemasan

Ia menilai kondisi ini tidak wajar. Dimana kelangkaan terjadi saat jelang tahun politik dan 2 bulan mendekati Bulan Ramadhan. Furqon menambahkan, sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harganya sudah mencapai Rp 16.000.

"Yang semakin parah adalah harga Minyak Goreng subsidi ini sudah melampaui HET dan sangat jauh. Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di berbagai wilayah. Seperti di sejumlah pasar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp16.000, tentu ini sangat merugikan banyak pihak," ujarnya.

Ikappi berharap tidak ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng ini tidak stabil. Maka pemerintah diminta untuk turun mengatasi kondisi yang saat ini terjadi.

"Kami sangat berharap pemerintah dapat mengurai kondisi ini. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga minyak goreng yang harusnya hak rakyat kecil malah bergejolak," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×