kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Subvarian Omicron XBB Merebak, Apakah Vaksin Booster Sudah Cukup?


Jumat, 11 November 2022 / 10:21 WIB
Subvarian Omicron XBB Merebak, Apakah Vaksin Booster Sudah Cukup?
ILUSTRASI. Indonesia kembali mencatatkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 seiring masuknya subvarian baru Omicron XBB. REUTERS/Pavel Mikheyev


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali mencatatkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 seiring masuknya subvarian baru Omicron XBB. 

Melansir Kompas.com, data Kementerian Kesehatan pada Jumat (4/11/2022), ada 12 kasus subvarian Omicron XBB yang dicatat. Dua kasus berasal dari transmisi luar negeri dan 10 lainnya transmisi lokal. 

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi positif per Jumat (4/11/2022) meningkat 5.303. 

Dr. Iwan Ariawan, Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa tren kasus Covid-19 akan meningkat cepat lagi. 

"Jika belajar dari pengalaman negara di mana subvarian Omicron XBB sudah lebih dahulu terdeteksi, kasus Covid-19 akan meningkat cepat. Turunnya juga cepat, mungkin dalam 2-4 minggu akan mencapai puncak, setelah itu turun," ujar dr. Iwan dalam Media Briefing pada Senin (7/11/2022). 

Mengutip Kementerian Kesehatan, saat ini telah ada 28 negara yang melaporkan subvarian Omicron XBB, mengalami lonjakan kasus, tetapi sebagian besar sudah mengalami penurunan kasus. 

Baca Juga: Hati-hati! Jumlah Kasus Positif Covid-19 Naik Lagi

Tiga negara yang melaporkan penurunan kasus diantaranya Singapura dari 18.000 per hari, saat ini sudah turun menjadi 8.000 kasus. India dari 300.000 kasus, saat ini turun menjadi 2.300 per hari. 

Demikian juga dengan Bangladesh, dari 14.000 kasus per hari, saat ini sudah 367 kasus per hari. 

Bagaimana cara mengatasi subvarian Omicron XBB? 

Salah satu cara mengatasi kemunculan subvarian baru Omicron XBB adalah dengan vaksinasi Covid-19. Sejauh ini, vaksin mampu untuk mengatasi infeksi Covid-19 termasuk dari varian Omicron. 

"Menurut keterangan WHO, XXB karakternya masih sama dengan varian Omicron lainnya," ujar dr. Iwan. 

Omicron memang memiliki karakter yang lebih kebal terhadap vaksin Covid-19. Jadi, meski sudah divaksin orang tetap bisa terinfeksi Covid-19 varian Omicron. 

Namun, berdasarkan data dalam negeri maupun internasional, vaksin dapat melindungi orang dari keparahan penyakit dan kematian akibat Covid-19, termasuk dari varian Omicron. 

Baca Juga: Kasus Covid-19, Ini 5 Provinsi dengan Keterisian Rumah Sakit Tertinggi

"Jadi, vaksin Covid-19 tetap masih sangat berguna di sini (saat muncul subvarain XBB). Manfaat vaksin untuk mencegah keparahan dan kematian akibat Covid-19," terangnya. 

Menurut survei serologi SARS-CoV-2 di Indonesia pada Desember 2021 dan Juli 2022 oleh Kementerian Kesehatan RI dan Tim Pandemi FKMUI, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proporsi antibodi terhadap Covid-19 berkat vaksin. 

Antibodi Covid-19 penduduk Indonesia pada Juli 2022 sebesar 98,5, meningkat dari 87,8 pada Desember 2021. Kadar antibodi Covid-19 peduduk Indonesia juga meningkat pada Juli 2022. 

"Pada Juli 2022, kadar antibodi atau median (titik tengah) Covid-19 yang dimiliki penduduk Indonesia jauh lebih tinggi 5 kali lipat," sebut dr. Iwan. 

Kadar antibodi Covid-19 masyarakat meningkat sesuai dengan jumlah dosis vaksin yang didapat. 
- Kadar antibodi Covid-19 dari yang belum vaksin: 963,4 U/ml 
- Kadar antibodi Covid-19 dari vaksin dosis I: 1682,0 U/ml 
- Kadar antibodi Covid-19 dari vaksin dosis II: 1852,0 U/ml 
- Kadar antibodi Covid-19 daru vaksin dosis III atau booster: 4496,0 U/ml 

Apakah vaksin Covid-19 booster sudah cukup? 

"Karena XBB masih varian Omicron, vaksin Covid-19 booster itu cukup untuk mencegah terjadinya keparahan penyakit dan kematian," ungkap dr. Iwan. 

Dr. Iwan bersama Tim Pandemi FKMUI menganalisis 1.792.360 kasus Covid-19 di Indonesia dari 1 Januari hingga 30 Juni 2022, tentang risiko kematian. Berikut risiko kematian berdasarkan pembagian kelompok vaksin Covid-19, menurut hasil analisis tersebut: 

  • Risiko kematian 2,8 persen atau berisiko meninggal 28 kali untuk orang yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19, dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster. 
  • Risiko kematian 1,5 persen atau berisiko meninggal 15 kali untuk orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis I, dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster. 
  • Risiko kematian 0,6 persen atau berisiko meninggal 6 kali untuk orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis II, dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster. 
  • Risiko kematian 0,1 persen (terendah) untuk orang yang sudah mendapatkan vaksin booster Covid-19. 

Baca Juga: BOR Nasional Capai 10%, Ada 5 Provinsi dengan Keterisian Rumah Sakit Tertinggi

Tim Pandemi FKMUI juga menganalisis 168.956 kasus Covid-19 pada lansia di Indonesia pada 1 Januari hingga 30 Juni 2022. 

Hasilnya berdasarkan pembagian kelompok vaksin Covid-19 sebagai berikut: 

  • Risiko kematian 9,3 persen atau berisiko meninggal 23 kali untuk lansia yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19, dibandingkan lansia yang sudah mendapatkan vaksin booster. 
  • Risiko kematian 5,6 persen atau berisiko meninggal 14 kali untuk lansia yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis I, dibandingkan lansia yang sudah mendapatkan vaksin booster. 
  • Risiko kematian 4,2 persen atau berisiko meninggal 11 kali untuk lansia yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis II, dibandingkan lansia yang sudah mendapatkan vaksin booster. 
  • Risiko kematian 0,4 persen (terendah) untuk lansia yang sudah mendapatkan vaksin booster Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manfaat Vaksin Covid-19 untuk Atasi Subvarian Omicron XBB"
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×