kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.414   14,22   0,22%
  • KOMPAS100 921   3,42   0,37%
  • LQ45 719   2,14   0,30%
  • ISSI 204   1,16   0,57%
  • IDX30 374   0,21   0,06%
  • IDXHIDIV20 453   -0,92   -0,20%
  • IDX80 105   0,51   0,49%
  • IDXV30 111   0,22   0,20%
  • IDXQ30 123   -0,14   -0,11%

Strategi Resiprokal untuk Memperkuat Posisi Indonesia di Pasar Global


Kamis, 10 April 2025 / 20:27 WIB
Strategi Resiprokal untuk Memperkuat Posisi Indonesia di Pasar Global
ILUSTRASI. Ekonom dan Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira di Jakarta, Rabu (14/6). KONTAN/Baihaki/14/6/2023


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah strategis selama periode jeda tarif resiprokal, termasuk peningkatan volume ekspor ke Amerika Serikat (AS), menjalin perjanjian jangka panjang, serta penguatan Kerjasama intra-ASEAN untuk mengurangi dampak negatif yang dapat dialami oleh perekonomian domestik.

Bhima Yudhistira Adhinegara, Direktur Eksekutif Celios (Center of Economic and Law Studies), menekankan pentingnya percepatan dalam meningkatkan volume ekspor ke AS. 

Ia menegaskan pentingnya fokus pada produk-produk unggulan seperti pakaian jadi, alas kaki, serta produk olahan nikel dan tembaga. 

"Percepat kenaikan volume ekspor ke AS khususnya pakaian jadi, alas kaki, produk olahan nikel dan tembaga," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (10/4). Upaya ini diharapkan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menjaga hubungan perdagangan yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Ekonom: Negosiasi Jadi Kunci Indonesia untuk Menghadapi Tarif Resiprokal dari AS

Lebih lanjut, pemerintah juga perlu melakukan negosiasi untuk perjanjian jangka panjang dengan AS. Dengan tujuan untuk menciptakan kepastian dalam hubungan perdagangan, setidaknya untuk selama lima tahun ke depan. 

"Negosiasi perjanjian dengan AS jangka panjang, biar ada kepastian setidaknya dalam 5 tahun ke depan," tambah Bhima. 

Dengan adanya kepastian ini, diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi.

Selain itu, penting juga bagi pemerintah untuk memastikan adanya diplomat yang kompeten di Washington.

"Pastikan ada Dubes RI di Washington yang menguasai geopolitik, negosiasi bilateral dan paham arah kebijakan internal tim ekonomi Trump," tegas Bhima.

Keberadaan diplomat yang berpengalaman akan sangat membantu dalam menjalin komunikasi yang efektif dan memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi.

Baca Juga: Pekan Penentuan: Negara-Negara Asia Bersiap Hadapi Dampak Tarif Resiprokal AS

Diversifikasi pasar alternatif juga menjadi langkah yang tidak kalah penting. Pemerintah disarankan untuk menjajaki pasar di Eropa, Kanada, Timur Tengah, dan Afrika. 

"Sambil diversifikasi pasar alternatif (Eropa, Kanada, Timteng, Afrika)," katanya. Dengan memperluas pasar, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada satu negara dan meningkatkan ketahanan ekonomi.

Di sisi lain, penguatan intra-trade ASEAN juga perlu diperhatikan, mengingat porsinya yang masih belum optimal dalam total ekspor non-migas. 

"Perkuat intra-trade ASEAN yang porsinya masih belum optimal dalam total ekspor non-migas," ujar Bhima. 

Dengan memperkuat kerjasama di kawasan, Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan memanfaatkan potensi pasar regional yang lebih besar. Jika langkah-langkah ini diambil, diharapkan Indonesia dapat terhindar dari pelambatan di bawah 5% dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Baca Juga: Bagaimana Cara Indonesia Menghadapi Tarif Resiprokal AS? Ini Saran Ekonom

Selanjutnya: Jelang Cum Date Dividen, Saham Himbara Kompak Naik, Cermati Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi, Begini Cara Mencegahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×