Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) punya strategi tersendiri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global akibat dampak virus corona. Salah satu strateginya adalah mendorong konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Arif Baharudin mengatakan, untuk mengantisipasi situasi ekonomi global yang diliputi tantangan ini, pemerintah akan mengambil langkah-langkah antisipatif dan responsif terutama untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas produktif.
Baca Juga: BKF: Belanja negara akan dorong konsumsi kuartal I-2020
“Pertumbuhan ekonomi kita sangat didukung oleh konsumsi. Sehingga pada kuartal I sudah diarahkan akan ada pendorong konsumsi belanja negara, maka kita bisa mengupayakan untuk mendorong sisi konsumsi rumah tangga,” tutur Arif Baharudin dalam keterangannya, Jumat (14/2).
Realisasi belanja negara yang didorong meliputi belanja kementerian dan lembaga, terutama belanja bantuan sosial seperti PKH, belanja sektor kesehatan, serta belanja non-operasional.
Belanja-belanja yang bersifat padat karya untuk kegiatan produktif dan menyerap banyak tenaga kerja juga ditingkatkan, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah.
Baca Juga: Omnibus Law Cipta Kerja dinilai menghapus upah minimum sektoral kabupaten dan kota
Arif mengatakan, APBN diharapkan berperan optimal sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi saat ini (countercyclical) dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali.
Di samping itu, pemerintah juga berencana mendorong pusat-pusat pariwisata melalui berbagai program pendukung, seperti percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika.
Baca Juga: Pesangon pekerja terancam hilang, KSPI tolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja
“Pemerintah juga akan menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata,” lanjutnya. Penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dipercepat, termasuk perluasan sasaran penerimanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News