kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi KKP Persempit Celah Penolakan Ekspor dengan Penekanan Standar Mutu Produk


Selasa, 15 Maret 2022 / 20:06 WIB
Strategi KKP Persempit Celah Penolakan Ekspor dengan Penekanan Standar Mutu Produk
ILUSTRASI. Produk perikanan siap ekspor. Strategi KKP Persempit Celah Penolakan Ekspor dengan Penekanan Standar Mutu Produk.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Sementara Pembina Mutu Ahli Utama Ditjen PDSPKP, Abdul Rokhman memaparkan pengembangan produk perikanan diarahkan untuk mengubah produk primer menjadi produk sekunder atau produk akhir. Selain itu pengembangan juga diarahkan untuk menambah ragam produk yang bernilai tambah tinggi seperti pangan fungsional, bahan baku suplemen kesehatan, suplemen kesehatan, kosmetika, bahan baku farmasi, farmasi dan bahan fortifikasi.

"Pengembangan produk perikanan dapat dilakukan melalui penerapan teknologi dan pengembangan kemasan dan label produk," ujar Rokhman.

Saat melakukan sosialisasi kebijakan pengembangan standar mutu hasil perikanan dan penerapan peningkatan nilai tambah di Makassar, akhir pekan lalu, Rokhman mengurai pengembangan sentra hasil perikanan dilakukan melalui peningkatan higienitas, penataan pelabuhan perikanan, sentra nelayan dan kawasan budidaya, peningkatan akses pemasaran dan permodalan, penguatan integrasi hulu-hilir dan peningkatan kapasitas dan kemampuan produksi.

"Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi, pengembangan produk unggulan dan branding," paparnya.

Baca Juga: KKP Setop Operasi Kapal Penambang Pasir Timah di Perairan Bangka

Langkah KKP ini direspons positif oleh akademisi. Profesor Ilmu Pangan Universitas Hasanuddin, Prof. Meta Mahendradatta mengurai peran dan dukungan yang bisa diberikan oleh Perguruan Tinggi meliputi menyajikan fakta tentang hasil perikanan, teknologi pengolahan hasil perikanan dan masa depan produk olahan hasil perikanan.

"Saat ini sedang dilakukan proyek untuk pengembangan kolagen dari kulit ikan barakuda atau ekstrak dari ikan gabus untuk anak-anak dan manula yang tidak bisa menelan kapsul," kata Prof. Meta.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menginstruksikan jajarannya untuk rutin melakukan pembinaan kepada pelaku usaha mulai dari hulu sampai hilir agar produk yang dihasilkan terjamin mutu dan kualitasnya, serta memenuhi persyaratan pasar dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Menteri Trenggono mengingatkan, jaminan pemenuhan persyaratan ini penting sebagai upaya meningkatkan kepercayaan pasar dunia terhadap produk perikanan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×