kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani pilih cara ini meningkatkan konsumsi


Senin, 04 Desember 2017 / 20:07 WIB
Sri Mulyani pilih cara ini meningkatkan konsumsi


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya beli masyarakat belum juga pulih. Hal itu setidaknya terlihat dari menurunnya inflasi inti November 2017 menjadi sebesar 0,13% dan 3,05% year on year (YoY), dari bulan sebelumnya.

Bahkan, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi inti November secara bulanan dan tahunan tersebut lebih rendah dibanding inflasi November sejak tahun 2004 silam.

Sementara itu, inflasi umum November tahun ini sebesar 0,2%, sedikit naik dibanding inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,01%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, menjaga konsumsi masyarakat akan diupayakan dengan menekan angka pengangguran. Selain itu, juga dengan menjaga upah riilnya.

"Dalam hal ini, upah riil mereka tetap positif atau term of rate, kalau itu terjadi pada kelompok petani," kata Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Borobudur, Senin (4/12).

Selain itu, menjaga konsumsi masyarakat juga bisa dilajukan dengan menjaga optimisme atau ekspektasi inflasi melalui pergerakan harga ke depan. Menurut Sri Mulyani, inflasi hingga akhir tahun masih perlu diwaspadai karena biasanya permintaan akhir tahun meningkat ditambah adanya faktor cuaca ekstrem yang bisa menimbulkan tekanan harga. Namun, ia juga berharap, inflasi akhir tahun akan berada di bawah 3,7% YoY.

"Sehingga pada akhirnya daya beli tetap bisa dipertahankan," tambahnya. Dia memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal keempat tahun ini bisa menyentuh angka 5% year on year (YoY).

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan agar pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) dari tarif selama ini sebesar 25%. Hal tersebut bisa diyakini memberikan dorongan kepada dunia usaha untuk berkembang lebih pesat.

Namun Sri Mulyani enggan menanggapi hal itu. Sementara itu, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara pemangkasan tarif pajak belum perlu dilakukan. Sebab, "Sekarang uang (masyarakat) banyak kok," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×