kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Baik di Tengah Tekanan Ekonomi Global


Jumat, 23 Februari 2024 / 10:30 WIB
Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Baik di Tengah Tekanan Ekonomi Global
ILUSTRASI. Kondisi perekonomian Indonesia masih relatif moderat di saat perekonomian global mengalami tekanan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi perekonomian Indonesia masih relatif moderat di saat perekonomian global mengalami tekanan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan tetap terjaga di kisaran 5%. Ia menyebut, kondisi perekonomian Indonesia yang baik tercermin dari beberapa indikator yang baik pada Januari 2024.

“Sampai Februari ini pun masih terlihat bahwa berbagai indikator menunjukkan adanya indikasi pertumbuhan yang masih bisa terjaga,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Kamis (22/2).

Di antaranya, PMI Manufaktur Indonesia yang konsisten ekspansi dalam 29 bulan berturut-turut, mencapai 52,9 pada Januari 2024.

Baca Juga: Sri Mulyani: Meski Inflasi Bergerak Turun, Ekonomi Global Masih Lemah

Kemudian dalam waktu yang sama, konsumsi listrik untuk bisnis tumbuh 8,9% year on year (yoy), meskipun untuk industri sedikit turun 0,5% yoy. Dari sisi konsumsi, Indeks Keyakinan Konsumen terjaga di angka 125, Mandiri Spending Indeks meningkat 40,0% yoy, dan Indeks Penjualan Riil tumbuh 3,7% yoy.

“Indonesia dalam situasi yang relatif baik. Namun kalau kita lihat dari kegiatan manufaktur sampai dengan awal tahun dunia memang tidak dalam posisi yang cukup baik,” ungkapnya.

Ia menyebut pada Januari 2024, PMI manufaktur global memang sudah menginjak di level 50, tetapi jika dilihat dari berbagai negara di dunia, hanya 27,3% saja negara yang PMI manufakturnya ekspansif.

Sedangkan 50% dari berbagai negara kegiatan PMI manufakturnya mengalami kontraksi atau di bawah 50.

Baca Juga: Risiko Gagal Bayar Utang Negara Berkembang Naik

“Jadi Indonesia termasuk kelompok baik atau terbaik di 27,3%. Kita bersama Filipina, India, Tiongkok, Meksiko dan Rusia. Di sisi lain, PMI Manufaktur Global per Januari 2024 mulai membaik. Aktivitas sektor manufaktur di Amerika Serikat, Korea Selatan, Vietnam, Brazil, dan Australia pulih ke zona ekspansi.

Sementara itu, negara yang mengalami kontraksi antara lain Eropa, Jerman, Prancis, Italia, Inggris, Jepang, Thailand, Malaysia, Turki, Kanada, dan Afrika Selatan.

“Artinya kondisi dunia masih dalam posisi yang cukup ringkih atau rentan,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×