Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Menteri koordinator bidang perekonomian Sofyan Djalil membantah telah keliru menetapkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan harga gas 12 kilo gram (kg). Sebelumnya Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan mark-up dalam penetapan harga-harga tersebut.
Sebelumnya pemerintah telah menurunkan harga BBM bersubsidi menjadi Rp 7.600 per liter, serta menaikkan harga jual LPG 12 kg. Menurut ICW ada mark-up sekitar Rp 500 per liter BBM bersubsidi.
Namun, Sofyan menilai harga BBM bersubsidi memang lebih tinggi dari seharusnya karena ada biaya-biaya yang harus dimasukan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%, lalu pajak daerah sebesar 5%. "Itu untuk memastikan harga yang sama di seluruh Indonesia," ujar Sofyan, Selasa (6/1).
Menurutnya, harga jual BBM bersubsidi di seluruh daerah hampir sama, kecuali di Jawa dan Bali. Sebab di dua daerah itu pemerintah daerahnya menetapkan pajak hingga 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News