kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Realisasi subsidi BBM 2014 sebesar Rp 240 Triliun


Selasa, 06 Januari 2015 / 10:21 WIB
Realisasi subsidi BBM 2014 sebesar Rp 240 Triliun
ILUSTRASI. Kemenko sedang ngebut untuk membuat turunan PP devisa hasil ekspor


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, realisasi subsidi bahan bakar minyak (BBM), elpiji (liquid petroleum gas /LPG), dan bahan bakar nabati (BBN) sepanjang tahun lalu mencapai Rp 240 triliun. 

Bambang menuturkan, meskipun ada penurunan harga minyak dunia ditambah dengan kenaikan harga BBM pada November 2014 lalu, namun realisasi subsidinya hanya sedikit di bawah target. 

Informasi saja,  subsidi BBM, elpiji, dan BBN dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar Rp 246,5 triliun.

“Kenapa selisihnya sedikit? Sebenarnya angka aslinya kalau hanya menghitung realisasi itu Rp 229 triliun. Jadi sebenarnya dengan penurunan harga minyak dan penyesuaian harga, kita mengalami saving sampai dengan Rp 17 triliun,” jelas Bambang, dalam paparannya, Senin (5/1/2015). 

Namun, dalam pembahasan APBN-P 2014 pemerintah dan DPR sepakat mengurangi carryover kepada Pertamina yang besarnya mencapai Rp 46 triliun. Pemerintah dan parlemen sepakat carryover yang besar itu juga mengganggu Pertamina. 

“Maka dari angka Rp 46 triliun itu kemudian kita kurangi. Jadi dari Rp 229 triliun menjadi Rp 240 triliun. Jadi ada pengurangan sekitar Rp 10 triliun kepada carryover Pertamina. Jadi itu membuat beban mereka lebih ringan untuk tahun 2015, maupun 2016,” ucap Bambang. 

Bambang lebih lanjut mengatakan, realisasi subsidi listrik pada 2014 menyentuh Rp 101,8 triliun. Capaian ini lebih rendah dari yang dipagukan dalam APBN-P 2014 sebesar Rp 103,8 triliun. 

Bambang menambahkan, dua subsidi ini memberikan pengaruh besar terhadap pengeluaran atau belanjan non-kementerian/lembaga.(Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×