kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BBM turun, Pemprov DKI biarkan tarif angkot tetap


Senin, 05 Januari 2015 / 21:10 WIB
BBM turun, Pemprov DKI biarkan tarif angkot tetap
ILUSTRASI. Dalam memenuhi aturan modal minimum, tak ada larangan bagi perusahaan fintech besar mencaplok perusahaan fintech kecil.


Sumber: Warta Kota | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 tidak akan berpengaruh terhadap tarif angkutan umum yang ada di Ibukota Jakarta. Hal ini karena penurunan harga BBM bersubsidi dinilai tidak signifikan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan bahwa penurunan harga BBM bersubsidi hanya sebesar Rp 900. "Tarif angkutan umum tidak akan turun lah. Karena untuk penentuan tarif itu kan banyak komponen, kalau sudah bergerak, komponen suku cadang tidak akan turun," kata Benjamin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/1/2015).

Dia mengatakan pihaknya akan tetap menggunakan tarif yang ada saat ini. Ketika terjadi kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp 8.500, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaikan tarif angkutan reguler ekonomi sebesar Rp 1.000 serta angkutan reguler non ekonomi sebesar Rp 1.500. "Kalau naik tarif juga dikit-dikit kan tidak signifikan. Jadi biarin saja," ungkapnya.

Kemudian, dia menambahkan bahwa  kenaikan harga BBM sifatnya fluktuatif saja sehingga ke depan bila ada kenaikan harga BBM kembali maka tarif angkutan umum tidak akan mengalami kenaikan lagi. "Jadi nanti kalau naik apalagi kalau busway gitu, wah tidak bisa. Menurut kami ini tidak signifikan. Organda juga sudah koordinasi dengan kita. Jadi biarkan saja dia floating," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Emmanuel Kristianto memprediksi penurunan tarif angkutan umum saat terjadi penurunan harga BBM bersubsidi sekitar Rp 100 sampai Rp 200. Menurutnya, hal ini berbeda saat kenaikan harga BBM bersubsidi dimana ada penggenapan tarif ke atas.

"Dari hasil perhitungan BBM yang mengalami penurunan Rp 7.500, tarif angkutan cuma 1-4% turunnya sekitar Rp 100- Rp 200. Kemaren tarif sudah naik Rp 1.000 lalu mau diturunkan Rp 200 masih ada selisih nanti disesuaikan," kata Emmanuel.

Menurutnya penurunan tarif angkutan umum baik ekonomi ataupun non ekonomi tidak mungkin mencapai Rp 500. Hal ini dikarenakan penurunan harga BBM bersubsidi sifatnya fluktuatif. (Bintang Pradewo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×