kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Buka Keran Impor Barang AS Hingga US$ 19 Miliar


Senin, 14 April 2025 / 14:56 WIB
Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Buka Keran Impor Barang AS Hingga US$ 19 Miliar
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia akan membuka keran impor atau pembelian atas barang-barang dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 18 miliar sampai US$ 19 miliar.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan membuka keran impor atau pembelian atas barang-barang dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 18 miliar sampai US$ 19 miliar. Kebijakan ini yang disodorkan dalam negosiasi dengan Pemerintah AS agar menurunkan tarif impor yang sebelumnya dikenakan sebesar 32% kepada Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kebijakan ini disesuaikan dengan permintaan AS yang menginginkan penyeimbangan defisit neraca perdagangan dengan Indonesia yang saat ini di kisaran US$ 18 miliar.

"Jadi seluruh isu kita jawab, termasuk rencana Indonesia untuk mengompensasi delta daripada ekspor dan impor dengan AS ybesarannya US$ 18 miliar-US$ 19 miliar," kata Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Senin (14/4).

Baca Juga: Airlangga Boyong Jajaran Menteri ke Washington untuk Negosiasi Tarif Trump

Airlangga menyebut barang-barang AS yang akan diimpor oleh Indonesia akan menyesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri, yang juga menjadi target impor AS. Selama ini diketahui barang impor yang diserap Indonesia dari AS adalah berupa hasil agrikultur seperti gandum dan kedelai.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso menerangkan, jumlah US$ 18 miliar tersebut berbentuk pembelian barang bukan impor, yang tujuannya untuk menutup defisit impor AS.

"Jadi terminologi impor itu apa, bisa saja beli dulu pemasukannya bertahap dan macam-macam. Ya kan konteksnya balance deficit, pasti harus dihitung di neraca perdagangan kan. Intinya kita meningkatkan pembelian barang dari AS untuk menutup defisit US$ 18 miliar," ungkapnya.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas! China Hantam Balik Tarif Trump

Selanjutnya: HalalTrip Aplikasi Bagi Wisatawan Muslim

Menarik Dibaca: HalalTrip Aplikasi Bagi Wisatawan Muslim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×