kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Dirut Agrinas Mundur Buntut Birokrasi Berbelit, Evaluasi bagi Danantara


Selasa, 12 Agustus 2025 / 16:50 WIB
Dirut Agrinas Mundur Buntut Birokrasi Berbelit, Evaluasi bagi Danantara
ILUSTRASI. Gedung Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Selasa (8/7/2025). Mundurnya Joao Angelo De Sousa Mota dari jabatan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara perlu menjadi evaluasi bagi Danantara.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mundurnya Joao Angelo De Sousa Mota dari jabatan Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara perlu menjadi evaluasi bagi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Joao mundur lantaran belum adanya biaya operasional hingga cara kerja Danantara yang dinilai terlalu birokratis dan tak berorientasi bisnis ketika perusahaan menyerahkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk rencana proyek.

Pengamat BUMN dari NEXT Indonesia Herry Gunawan menilai, mundurnya Joao adalah langkah terhormat sebab tak mampu melanjutkan tugas. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa ia tak mau menerima gaji atau fasilitas buta.

“Bisa jadi contoh bagi para petinggi BUMN lain,” ujar Herry kepada KONTAN, Selasa (12/8/2025).

Baca Juga: Ini Alasan Dibalik Mundurnya Dirut Agrinas Joao Mota

Namun, kata Herry, kritik yang disampaikan Joao terhadap Danantara lebih relevan ditujukan kepada holding aset atau holding investasi yang berada di bawah Danantara. Sebab kedua entitas tersebut yang berorientasi bisnis.

Terkait permintaan FS terhadap proyek yang hendak digarap, Herry bilang, memang memerlukan proses yang panjang. Ini terjadi baik di perusahaan swasta maupun BUMN.

Dia mencontohkan, bila ada proyek stratgis, apalagi yang bersifat material misalnya nilai proyek 20% atau lebih dari aset perusahaan yang bisa pengaruhi kinerja keuangan perusahaan, ini lebih dulu masuk ke Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

Selanjutnya, hal tersebut dikonsultasikan ke Dewan Komisaris dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Setelah mendapat persetujuan, maka bisa dibuat FS berdasarkan proyek prioritas yang hendak digarap.

“Kalau lihat pernyataan Dirut Agrinas Pangan, yang dia minta kan modal dari Danantara. Ini memang tidak mudah. Danantara saat ini, setahu saya juga punya keterbatasan modal. Belum lagi pemerintah yang nitip beragam proyek hilirisasi yang mahal-mahal,” jelasnya.

Herry tak memungkiri, pola seperti ini akan terjadi pada BUMN lain, jika permintaan modal yang diharapkan, Danantara tentu bakal menempuh cara yang birokratis sebab merupakan lembaga publik.

“Peristiwa ini harus menjadi evaluasi bagi Danantara. Ini soal kepercayaan publik, mengingat yang disampaikan oleh Direktur Utama Agrinas Pangan adalah proyek ketahanan pangan. Proyek ini sangat krusial bagi Indonesia,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Joao Angelo De Sousa Mota memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Agrinas Pangan, Senin (11/8/2025). Keputusan ini diambil setelah enam bulan menjabat sebagai nakhoda Agrinas.

Joao menyebut telah mengirimkan surat pengunduran dirinya ke super holdingBadan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Senin 11 Agustus 2025.

Ia juga meminta maaf karena belum mampu memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi negara maupun kesejahteraan petani.

"Jadi, perkenankan saya menyampaikan pengunduran diri saya," ujar Joao dalam jumpa pers yang disiarkan langsung Kompas TV (11/8).

Joao juga menyebut, tidak ada dukungan stakeholder terkait cita-cita Presiden Prabowo agar Indonesia mencapai kedaulatan pangan juga menjadi sebab. Hingga saat ini, Agrinas Pangan belum memperoleh anggaran untuk melaksanakan segala program yang sudah direncanakan.

"Kami sampai hari ini tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa membuat langkah nyata. Contohnya anggaran Agrinas Pangan Nusantara masih nol hingga saat ini," jelasnya.

Baca Juga: Kata Bos Danantara soal Mundurnya Dirut Agrinas Pangan Joao Mota

Joao menilai, cara kerja BPI Danantara terlalu birokratis, tidak berorientasi bisnis. Contohnya, adalah berbelitnya birokrasi di Danantara saat Agrinas Pangan menyerahkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk sebuah rencana proyek.

Ia mengaku sudah tiga kali menyerahkan, namun meski berulang kali mengajukan, Danantara belum juga menyetujui karena berbagai alasan. "Sampai hari ini dimintakan lagi FS lagi,  mungkin ketiga atau keempat kali kami serahkan itu," kata dia.

Joao Angelo De Sousa Mota atau dikenal Joao Mota merupakan profesional di bidang konstruksi, pertanian, peternakan dan industri kreatif.

Joao Mota diangkat menjadi Direktur Utama berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No 32/MBU/02/2025 pada tanggal 10 Februari 2025.

Selanjutnya: Transformasi Telkom (TLKM), Rampingkan Anak Usaha Hingga Fokus di Bisnis Besar

Menarik Dibaca: Tengok Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Rabu 13 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×