kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skenario Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I 2022 Bila Kasus Omicron Melesat


Selasa, 18 Januari 2022 / 20:05 WIB
Skenario Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I 2022 Bila Kasus Omicron Melesat


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron tak hanya membawa risiko terhadap pemulihan kesehatan, tetapi juga risiko terhadap pemulihan ekonomi. 

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, risiko terhadap perekonomian dari peningkatan kasus akan muncul ketika pemerintah kemudian menarik rem darurat berupa PPKM level 4. 

“Kalau level PPKM dinaikkan, mobilitas masyarakat kembali berkurang, maka ini yang akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, terutama sektor konsumsi rumah tangga yang menjadi kontributor terbesar pertumbuhan,” ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (18/1). 

David pun membeberkan skenario pertumbuhan ekonomi terutama kondisi kuartal I-2022 dan sepanjang tahun ini dengan adanya pengetatan restriksi maupun tidak. 

Baca Juga: Dolar AS di Atas Angin, Rupiah Bisa Kembali Melemah pada Rabu (19/1)

Bila tidak ada perubahan PPKM menjadi level 4, David optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 diperkirakan tumbuh di kisaran 5% yoy dan keseluruhan tahun bisa di kisaran 5,2% yoy. 

David bilang, pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini bisa berdaya karena bila melihat perkembangan terakhir, sejumlah indikator menunjukkan tren positif. 

Seperti ekspor yang diperkirakan masih mumpuni dan mendorong surplus neraca perdagangan pada bulan ini, belanja pemerintah yang masih terakselerasi, dan juga konsumsi rumah tangga yang meningkat menjelang Imlek. 

Baca Juga: Kasus Omicron Naik, Presiden Minta Masyarakat Tak Bepergian ke Luar Negeri

Namun, bila ada pengetatan PPKM menjadi level 4, David memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 hanya akan mentok di 4% yoy dan pertumbuhan di sepanjang tahun 2022 di kisaran 3,7% yoy hingga 4% yoy.  

Meski menurun dari perkiraan baseline, David melihat penurunannya tak terlalu banyak. Ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang masih akan terjaga karena ada perubahan pola konsumsi lewat daring. 

Hanya, memang ada beberapa sektor lapangan usaha yang berpotensi kembali tertekan seperti rekreasi, pariwisata, industri kreatif, juga transportasi. 

Baca Juga: Inilah Sejumlah Penyebab Sakit Punggung yang Perlu Diwaspadai

Dengan demikian, David mengimbau pemerintah untuk tetap mengajak masyarakat terus menerapkan disiplin protokol kesehatan sembari mendorong akselerasi program vaksinasi dan vaksinasi dosis ketiga (booster). 

Karena memang salah satu kunci pemulihan ekonomi pada saat ini masih bergantung pada progres penanganan kesehatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×