kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Sinergi Teknologi dan Sektor Usaha Diakselerasi untuk Capai Pertumbuhan 8%


Minggu, 06 Juli 2025 / 19:20 WIB
Sinergi Teknologi dan Sektor Usaha Diakselerasi untuk Capai Pertumbuhan 8%
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian PPN/Bappenas terus memperkuat strategi transformasi digital nasional dengan mendorong sinergi antara pelaku industri teknologi dan sektor riil. 

Upaya ini menjadi bagian dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen pada 2029.

Baca Juga: Agar Konsumsi Bisa Tumbuh 5,5% pada 2026, Ini yang Dibutuhkan

Hal tersebut disampaikan dalam Forum Ekonomi & Keuangan Digital bertema “Dari Strategi ke Eksekusi: Transformasi Digital Nasional dan Sinergi Ekosistem Usaha Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%” yang digelar di Jakarta.

Forum ini menjadi ajang pertemuan strategis antara regulator, pelaku industri, dan asosiasi untuk mempercepat transformasi sektor produktif melalui inovasi digital.

“Transformasi digital merupakan salah satu strategi utama mendorong pertumbuhan ekonomi. Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar, dan digitalisasi sektor keuangan memainkan peran penting sebagai enabler dalam mendukung berbagai program prioritas pembangunan,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy dalam keterangannya, Minggu (6/7).

Transformasi digital tercantum sebagai salah satu dari delapan prioritas dalam RPJMN 2025–2029. Fokusnya mencakup percepatan industrialisasi, ekonomi hijau dan biru berbasis data, pertumbuhan ekonomi wilayah melalui digitalisasi, serta efektivitas belanja negara dengan tata kelola berbasis teknologi.

Baca Juga: Bappenas Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2026 Lebih Tinggi dari Kemenkeu

Dalam forum tersebut, Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) memperkenalkan program Digital × Real Sector Launchpad, sebuah inisiatif yang dirancang untuk menjembatani kebutuhan sektor riil dengan solusi digital secara kolaboratif. 

Program ini menerapkan pendekatan co-creation mulai dari identifikasi tantangan, perancangan solusi, uji coba, hingga evaluasi berbasis data.

Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir menyebut, forum ini sebagai tindak lanjut dari diskusi ekosistem digital yang sebelumnya dilakukan pada Maret 2025. 

"Digitalisasi bukan sekadar jargon. Ini tentang bagaimana kita menjawab tantangan nyata sektor riil: akses pembiayaan, kesenjangan data, dan keterbatasan layanan digital yang menjangkau pelaku usaha produktif,” ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Tekanan Global, Pertumbuhan Ekonomi RI di 2025 Diproyeksi di Bawah Target

Salah satu proyek awal dari inisiatif ini adalah digitalisasi koperasi susu sapi perah di Malang. Proyek tersebut menggandeng berbagai penyelenggara fintech dari model bisnis seperti alternative credit scoring, asuransi, pembiayaan, hingga perencana keuangan.

Ketua Dewan Pengawas AFTECH, Arsjad Rasjid, menekankan pentingnya kemitraan pemerintah dan pelaku usaha sebagai “mesin ganda” dalam mendorong daya saing sektor riil. 

Ia mengusulkan empat langkah utama untuk mendukung kemitraan ini: penguatan infrastruktur digital, integrasi data lintas sektor, pengembangan talenta digital, serta perlindungan konsumen melalui regulasi.

“Keempat langkah ini penting agar digitalisasi benar-benar menyentuh sektor riil dan memberikan dampak langsung pada masyarakat,” kata Arsjad.

Baca Juga: Jadi 4,7%, Sri Mulyani Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2025

Menteri Rachmat menutup dengan menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci agar teknologi digital dapat mendukung pembangunan secara menyeluruh. 

"Program Digital × Real Sector Launchpad ini adalah contoh nyata bagaimana kita menjalankan transformasi digital yang berdampak dan inklusif,” tutupnya.

Selanjutnya: Langkah Berani Impor Minyak-LPG dari AS, Pemerintah Diingatkan Jaga Harga dan Lifting

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 7-8 Juli, Siaga Hujan Lebat di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×