Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi akan memenuhi undangan tes baca Alquran.
Ikatan Dai Aceh sebagai inisiator acara ini mendapat informasi kesediaan Jokowi dari Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma,ruf di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Senin (14/1).
Wakil Direktur Saksi TKN Jokowi-Ma'ruf, Lukman Edy, mengatakan Jokowi sangat mengapresiasi permintaan Ikatan Dai Aceh.
"Apresiasi kami terhadap kearifan masyarakat Aceh dalam langkah untuk memilih, menentukan, menyeleksi, melihat kapasitas, kapabilitas capres cawapres yang akan masyarakat Aceh pilih," ujar Lukman dilansir Tribunnews.com.
Ketua Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak menerangkan surat yang bakal dibacakan adalah Al-Fatihah dan 30 surat pendek.
Tes baca Alquran rencananya dilangsungkan di Masjid Raya Baiturrahman, Aceh. "Soal teknis dibicarakan lebih lanjut, setelah kami mendapat jawaban resmi," ucap Marsyuddin.
Sebelum ke Posko Cemara di hari yang sama Marsyuddin dan rombongan diterima petugas Media Center Prabowo-Sandiaga.
Mereka belum menjawab undangan tes baca Alquran yang disampaikan Ikatan Dai Aceh.
Rombongan sempat ke Rumah Kertanegara, namun mereka diarahkan ke Kantor BPN Prabowo-Sandi di sampingnya.
“Dari pihak sekretariat tadi bilang Bapak (Prabowo) sedang di luar mempersiapkan acara yang besar. Mungkin ini akan dirapatkan kembali. Insya Allah dalam waktu dekat mendapatkan jawaban,” kata Marsyuddin.
Marsyuddin mengaku tidak mendapat jawaban pasti terkait undangan tes baca Alquran dari pihak Prabowo-Sandi.
“Tidak ada jawaban spesifik tapi lebih kurang begini, mungkin terlalu sibuk ada hal ya kami bersabar aja,” ujar Marsyuddin.
Marsyuddin mengatakan tes baca Alquran ini penting bagi masyarakat Aceh sebagai salah satu tolok ukur menilai seorang pemimpin.
Terlebih dalam Pilpres 2019 sekarang ini politisasi agama dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kita sadar politik identitas sedang dimainkan, yang paling parahnya adalah salong klaim paling Islam," ucap dia.
"Paling parahnya adalah ada beberapa kalangan yang mengkafirkan kalangan yang lain dan ada statement kalau milih si A masuk surga milih si B masuk neraka,” dia menambahkan.
Melihat fenomena tersebut, Ikatan Dai Aceh mengundang dua pasangan capres dan cawapres ke Aceh untuk tes baca Alquran.
Ajang pembuktian
Langkah Jokowi menerima undangan tes baca Alquran dari Ikatan Dai Aceh sekaligus ingin membuktikan dirinya seorang Muslim.
"Sang petahana ingin menunjukkan ke publik sebagai Islam sejati," kata pengamat politik Indonesian Public Institute, Jerry Massie, Rabu (16/1).
Soal belum ada jawaban pasti dari pihak Prabowo, Jerry menganggap yang bersangkutan takut karena tidak biasa. "Paling Prabowo takut ataupun dia tidak bisa mengaji," ungkap dia.
Menurut Jerry, lewat momentum ini Jokowi ingin membuktikan keislamannya tak perlu diragukan lagi.
Dalam Undang-Undang Pemilu No 7 Tahun 2017 memang tidak diatur seorang calon presiden yang Muslim harus bisa baca Alquran.
"Tapi dengan kesiapan Jokowi itu layak diapresiasi. Mulai saat ini tidak usah menyerang Jokowi dari sisi keyakinannya. Dia sudah buktikan. Pemilih rasional atau cerdas tak perlu diajar soal ini," tegas Jerry.
MUI dukung tes baca Alquran
Tes baca Alquran bagi capres juga diapresiasi Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM) MUI, Lukmanul Hakim.
"Saya kira ini kan menjadi pemimpin bangsa. Alquran itu kami orang Islam tentu menjadi satu hal yang esensial, mendasar," jelas Lukmanul Hakim.
Dia berharap tes baca Alquran menjadi pembelajaran bagi bangsa dan negara ke depan, terutama dalam memilih pemimpin.
Menurut Lukmanul Hakim, pemimpin yang beragama Islam secara esensi dapat mengetahui, mempraktikkan dan mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam itu.
MUI siap memberikan rekomendasi siapa penguji tes baca Alquran seperti diminta Ikatan Dai Aceh.
Juru bicara Persaudaraan Alumni 212 Habib Novel Bamukmin menilai tes baca Alquran untuk capres dan cawapres masuk agenda Komisi Pemilihan Umum.
"Tujuannya baik dan seharusnya diajukan jauh-jauh hari sebelum pencalonan dan itu pun harus masuk dalam agenda KPU sebagai syarat resmi pencapresan," ujar Novel.
Namun, menurut Novel, pasangan capres dan cawapres tak perlu meladeni tes baca Alquran yang diajukan Ikatan Dai Aceh untuk Pemilu 2019.
Ia beralasan tes baca Alquran bukan syarat resmi yang diajukan KPU sebagai penyelenggara pemilu.
TGB jadi makmum salat Jokowi
Soal tes baca Alquran, TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang menganggap rekomendasi tes baca Alquran untuk capres-cawapres sangat kontekstual.
Awalnya, Presiden Jokowi difitnah karena keislamannya diragukan dan apa yang dilakukannya selama ini dianggap pura-pura saja.
"Sasaran utama Pak Jokowi dengan tuduhan Islam pura-puraan, macam-macam. Kemudian berkembang, ternyata berbalik pada akhirnya," ungkap TGB.
TGB melihat tes membaca Alquran ini jangan dianggap sebagai hal tidak substantif di Pilpres, tapi punya konteks yang jauh lebih besar yakni menjawab fitnah.
Secara pribadi, TGB pernah menjadi makmum saat Presiden Jokowi menjadi imam salat di musala darurat di lokasi pengungsian korban gempa Lombok.
Saat itu Presiden Jokowi mengajak rombongan salat Magrib. Ia mempersilakan TGB sampai tiga kali untuk menjadi imam tapi tetap menolaknya.
"Ayo, Tuan Guru," ujar Jokowi meminta TGB menjadi imam.
TGB beralasan meminta Presiden Jokowi menjadi imam untuk menghormati tamu.
Ia juga ingin menguji atau mengetahui bacaan salat sehari-hari Jokowi seperti dilansir Warta Kota.
Kesaksian TGB atas Presiden Jokowi yang menjadi imam salat Magrib secara lengkap ia tulis di akun instagramnya.
"Shalat maghrib di mushola darurat ini tidak direncanakan. Mulanya, di jadwal Beliau (Presiden @jokowi) mendengar paparan di posko utama di Tanjung.
Paparan baru berlangsung 5 menit, tiba-tiba Beliau gelisah, tengok saya lalu bilang, "Kita jenguk masyarakat saja, Tuan Guru".
Saya tanya, Pak Presiden mau jenguk di lokasi mana? Beliau jawab, terserah Tuan Guru. Lantas semua kalang kabut. Naik mobil, lalu turun di salah satu lokasi dekat pinggir selokan.
Bapak Presiden kemudian bincang-bincang dengan masyarakat yang ada, mendadak berkerumun mengelilingi Beliau, tanya ini-itu terkait kondisi terakhir sambil bagi-bagi kerudung, buku dan sembako.
Setelah itu kembali ke tenda karena sudah menjelang malam. . .
Di tengah jalan, mampir ke tempat pengungsi di tengah lapangan. Datanglah waktu maghrib, Beliau ajak kami shalat. Ajudan ingatkan, musholla tidak layak dan air minim untuk wudhu, Beliau tetap berkeras. Jadilah, kami shalat disitu. . .
Tiga kali kali Pak Jokowi mempersilahkan saya jadi imam, "Ayo, Tuan Guru". Saya minta Beliau yang jadi imam. Menghormati tamu.
Sekaligus ingin tahu bacaan shalat sehari-hari Beliau.
Ternyata bacaan Beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Quraish.
Habis shalat, zikir ditutup doa Beliau: Allohumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'anna. Lalu doa Ashabul Kahfi, "Rabbana aatinaa min ladunka.." dan ditutup dengan doa sapujagat. Terakhir mushafahah dengan jamaah.
Terima kasih Bapak Presiden. Maghrib yang berkesan. Lombok 13 Agustus 2018.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Siap Terima Undangan Tes Baca Alquran, Jokowi Ingin Buktikan Keislamannya,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News