Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
TGB jadi makmum salat Jokowi
Soal tes baca Alquran, TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang menganggap rekomendasi tes baca Alquran untuk capres-cawapres sangat kontekstual.
Awalnya, Presiden Jokowi difitnah karena keislamannya diragukan dan apa yang dilakukannya selama ini dianggap pura-pura saja.
"Sasaran utama Pak Jokowi dengan tuduhan Islam pura-puraan, macam-macam. Kemudian berkembang, ternyata berbalik pada akhirnya," ungkap TGB.
TGB melihat tes membaca Alquran ini jangan dianggap sebagai hal tidak substantif di Pilpres, tapi punya konteks yang jauh lebih besar yakni menjawab fitnah.
Secara pribadi, TGB pernah menjadi makmum saat Presiden Jokowi menjadi imam salat di musala darurat di lokasi pengungsian korban gempa Lombok.
Saat itu Presiden Jokowi mengajak rombongan salat Magrib. Ia mempersilakan TGB sampai tiga kali untuk menjadi imam tapi tetap menolaknya.
"Ayo, Tuan Guru," ujar Jokowi meminta TGB menjadi imam.
TGB beralasan meminta Presiden Jokowi menjadi imam untuk menghormati tamu.
Ia juga ingin menguji atau mengetahui bacaan salat sehari-hari Jokowi seperti dilansir Warta Kota.
Kesaksian TGB atas Presiden Jokowi yang menjadi imam salat Magrib secara lengkap ia tulis di akun instagramnya.
"Shalat maghrib di mushola darurat ini tidak direncanakan. Mulanya, di jadwal Beliau (Presiden @jokowi) mendengar paparan di posko utama di Tanjung.
Paparan baru berlangsung 5 menit, tiba-tiba Beliau gelisah, tengok saya lalu bilang, "Kita jenguk masyarakat saja, Tuan Guru".
Saya tanya, Pak Presiden mau jenguk di lokasi mana? Beliau jawab, terserah Tuan Guru. Lantas semua kalang kabut. Naik mobil, lalu turun di salah satu lokasi dekat pinggir selokan.
Bapak Presiden kemudian bincang-bincang dengan masyarakat yang ada, mendadak berkerumun mengelilingi Beliau, tanya ini-itu terkait kondisi terakhir sambil bagi-bagi kerudung, buku dan sembako.
Setelah itu kembali ke tenda karena sudah menjelang malam. . .
Di tengah jalan, mampir ke tempat pengungsi di tengah lapangan. Datanglah waktu maghrib, Beliau ajak kami shalat. Ajudan ingatkan, musholla tidak layak dan air minim untuk wudhu, Beliau tetap berkeras. Jadilah, kami shalat disitu. . .
Tiga kali kali Pak Jokowi mempersilahkan saya jadi imam, "Ayo, Tuan Guru". Saya minta Beliau yang jadi imam. Menghormati tamu.
Sekaligus ingin tahu bacaan shalat sehari-hari Beliau.
Ternyata bacaan Beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Quraish.
Habis shalat, zikir ditutup doa Beliau: Allohumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'anna. Lalu doa Ashabul Kahfi, "Rabbana aatinaa min ladunka.." dan ditutup dengan doa sapujagat. Terakhir mushafahah dengan jamaah.
Terima kasih Bapak Presiden. Maghrib yang berkesan. Lombok 13 Agustus 2018.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Siap Terima Undangan Tes Baca Alquran, Jokowi Ingin Buktikan Keislamannya,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News