CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Siasati Utang Tinggi di 2025, Pemerintah akan Lakukan Pre-Funding di Akhir Tahun Ini


Jumat, 27 September 2024 / 07:30 WIB
Siasati Utang Tinggi di 2025, Pemerintah akan Lakukan Pre-Funding di Akhir Tahun Ini
ILUSTRASI. Pemerintah berencana melakukan pre funding pada akhir tahun ini atau pada kuartal IV 2024, untuk pembiayaan tahun depan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana melakukan penarikan utang di awal (pre funding) pada akhir tahun ini atau pada kuartal IV 2024, untuk pembiayaan tahun depan.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Riko Amir menyampaikan, pertimbangan pemerintah melakukan pre funding adalah karena pemerintah tidak akan menerbitkan lagi surat berharga negara (SBN) valuta asing (valas) akhir tahun ini.

Di samping itu, kondisi perekonomian global maupun domestik terus membaik akhir tahun ini, sehingga biaya utang yang dikeluarkan direpresentasikan menurun.

Baca Juga: Ekonom Ingatkan Pemerintah Soal Beban Utang yang Makin Meningkat

“Selain itu, kita bisa melakukan pre funding tahun ini untuk tahun depan, dalam rangka bahwa utang kita baik secara net atau gros cukup tinggi tahun depan,” tutur Riko dalam media gathering, Kamis (26/9).

Sehingga dengan prinsip oportunistik, pre funding ini dilakukan untuk menghemat biaya dan juga risiko utang.

Untuk diketahui, pemerintah berencana menerbitkan utang baru melalui SBN sebesar Rp 642,56 triliun pada 2025. Penerbitan SBN tersebut naik 42,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp 451,85 triliun.

Baca Juga: Defisit Anggaran Negara Makin Lebar hingga Akhir Tahun Ini

Meski begitu, Riko menyampaikan pihaknya masih belum menentukan apakah akan melakukan pre funding  dengan menerbitkan SBN valas atau SBN domestik, akan tergantung dengan permintaan pasar.

“Ini sifatnya lebih fleksibel. Ke depan diharapkan perekonomian kita baik dan kondisi market lebih menarik, memenuhi pembiayaan jatuh tempo,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×