kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Setoran BUMN tahun 2012 Rp 27,5 triliun


Jumat, 12 Agustus 2011 / 10:10 WIB
ILUSTRASI. Ingin beralih ke SSD? Biar tidak salah beli, berikut tipe yang harus Anda ketahui


Reporter: Herlina KD, Rika Theo | Editor: Umar Idris

JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mematok setoran dividen BUMN tahun 2012 yang merupakan laba bersih BUMN tahun buku 2011 sebesar Rp 27,5 triliun. Jumlah ini lebih rendah ketimbang deviden BUMN tahun buku 2010 yang dibayarkan pada tahun 2011 sebesar Rp 30,1 triliun.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengungkapkan, sebenarnya, setoran dividen BUMN tahun 2012 sama seperti setoran dividen tahun ini. Hanya saja, untuk dividen BUMN tahun 2010 yang disetorkan pada tahun ini realisasinya sekitar Rp 30,1 triliun, sebab ada dividen interim yang sudah diambil sekitar Rp 3 triliun. "Tadinya kami minta Rp 25 triliun karena ada kebijakan penurunan dividen untuk memberi kesempatan pengembangan, tapi akhirnya Menkeu dan DPR meminta jadi Rp 27,5 triliun," tutur Mustafa, Kamis malam (11/8).

Mustafa menambahkan, untuk setoran dividen perbankan BUMN, pemerintah tetap mematok sekitar Rp 25 triliun - Rp 30 triliun. Hanya saja, Mustafa bilang setoran deviden bank BUMN ini ada kemungkinan dikurangi jika bank yang bersangkutan berencana melakukan ekspansi kredit.

Mantan Kepala Bulog ini mencontohkan, pengurangan deviden bank BUMN ini bisa mendorong kredit. Ia mencontohkan, misalnya Bank BRI yang ada kemungkinan ada peluang ekspansi kredit. "Karena setiap ekspansi kredit bank Rp 1 triliun, itu dampaknya sepuluh kali lipat. Dia bisa Rp 10 triliun mendapatkan kesempatan mengembangkan kredit baru karena gearing rationya 10 kali," jelasnya.

Dalam sebuah diskusi di Universitas Paramadina, awal pekan ini, Ekonom Faisal Basri mengatakan profit BUMN terbilang sangat besar namun profist sangat kecil. Aset semua BUMN di Indonesia pada 2009 sebesar 2.234 triliun, namun profitnya (gross profit) hanya Rp 88 triliun. Sedangkan aset Petronas, perusahaan migas milik Malaysia, hanya beraset sekitar Rp 1096 triliun, namun mampu menghasilkan profit sebesar Rp 148 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×