kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Setop Tilang Manual Akhir Januari 2025, Polda Jaya Terapkan Cakra Presisi, Apa Itu?


Senin, 20 Januari 2025 / 05:31 WIB
Setop Tilang Manual Akhir Januari 2025, Polda Jaya Terapkan Cakra Presisi, Apa Itu?
ILUSTRASI. Ditlantas Polda Metro Jaya tidak akan melakukan tilang manual mulai pekan depan atau akhir Januari 2025. Warta Kota/Henry Lopulalan


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditlantas Polda Metro Jaya tidak akan melakukan tilang manual mulai pekan depan atau akhir Januari 2025. 

Sebagai gantinya, polisi akan menindak pelanggar lalu lintas dengan sistem Cakra Presisi. 

Cakra Presisi adalah sistem yang digunakan polisi untuk mengirimkan notifikasi tilang melalui WhatsApp kepada pengendara yang melanggar lalu lintas. 

Dengan sistem tersebut, polisi tidak perlu mengirimkan surat tilang ke rumah pengendara. 

Alasan polisi berhenti lakukan tilang manual 

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menjelaskan sejumlah alasan mengapa pihaknya tidak lagi menjalankan tilang manual mulai pekan depan. 

Ia mengatakan, Cakra Presisi membuat polisi tidak lagi berhubungan atau menjalin kontak dengan masyarakat ketika menindak pelanggaran lalu lintas.

“Karena kalau penegakan hukum masih kontak dengan masyarakat maka nilai negatif akan ada pada kami,” ujar Latif dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/1/2025). 

Selain itu, dihentikannya tilang manual juga dimaksudkan untuk meningkatkan penegakan hukum lalu lintas secara digital. 

Baca Juga: Polri Terapkan Sistem Baru, Ini Poin Tiap Pelanggaran & Hukuman Tilang Poin

Menurut Latif, selama ini penerapan E-TLE Statis dan E-TLE Mobile belum maksimal untuk menegakkan hukum bagi pelanggar lalu lintas. 

Sistem tersebut membuat polisi masih harus melakukan penyortiran terhadap pengendara yang melanggar lalu lintas. 

“Karena itu, kemampuan anggota kami dalam menyortir jumlah pelanggaran yang ter-capture sangat terbatas,” imbuh Latif. 

Selain itu, pengiriman surat tilang ke rumah pelanggar ketika proses validasi masih dilakukan secara manual dinilai tidak efektif. 

“Tentunya kami di sini dalam menggunakan konfirmasi, kami dibatasi oleh anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran),” tutur Latif. 

“Jadi, rata-rata kami dalam satu tahun dengan anggaran DIPA sekitar Rp 3 miliar sekian, kami hanya mampu mengirimkan (surat tilang) kepada sekitar 600.000 (pelanggar),” sambungnya. 

Baca Juga: Perpanjang SIM Mudah, Pilih Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini 15/1/2025

Karena alasan itulah, Ditlantas Polda Metro Jaya memanfaatkan Cakra Presisi supaya surat tilang bisa dikirimkan lewat WhatsApp.

Mekanisme Cakra Presisi 

Sistem Cakra Presisi yang digunakan Ditlantas Polda Metro lebih cepat dalam mendeteksi pelanggaran karena pengendara akan mendapat notifikasi saat menit setelah tertangkap E-TLE Statis atau E-TLE Mobile. 

Dalam penerapannya, polisi akan memaksimalkan penegakan hukum melalui kamera pengawas atau E-TLE yang dipasang beberapa wilayah. 

Pengendara yang menerima notifikasi E-TLE lewat WhatsApp wajib melakukan klarifikasi melalui laman http://etle-pmj.id/. 

Langkah selanjutnya adalah mengisi data, seperti nomor kendaraan, nomor ponsel, kode referensial dan lainnya. 

Setelah itu, pengendara akan menerima kode bayar yang harus dibayarkan. 

“Jika pelanggar tidak mengklarifikasi, kami akan memblokir nomor polisi kendaraan mereka,” tandas Latif.

“Pemilik kendaraan akan mengetahui bahwa kendaraannya terblokir saat melakukan proses STNK di Samsat,” tambahnya. 

Baca Juga: Tilang Poin Berlaku, Ini Penjelasan Resmi Polri & Jumlah Poin Tiap Pelanggaran

Cara polisi mengetahui nomor ponsel pengendara 

Latif menjelaskan, Cakra Presisi membutuhkan nomor ponsel pengendara untuk mengirimkan notifikasi. 

Ditlantas Polda Metro Jaya bisa mengetahui nomor pengendara karena selama ini pemohon STNK wajib mencantumkannya ketika mendaftarkan kendaraan baru, perpanjangan, mutasi, dan administrasi lainnya. 

“Karena itu, apabila pemilik kendaraan bermotor mendapatkan notifikasi E-TLE melalui pesan WhatsApp, maka yang bersangkutan harus melakukan klarifikasi di web http://etle-pmj.id/,” jelas Latif dikutip dari Antara, Jumat (17/1/2025). 

“Ketika telah benar memasukkan berbagai data tersebut, maka yang bersangkutan akan mendapatkan nomor Briva atau kode bayar yang harus dibayarkan,” lanjutnya. 

Selain lewat Briva, pengendara nisa membayar denda tilang melalui loket pelayanan tilang E-TLE serta ATM. 

Tonton: Rincian Hukuman Tilang Poin untuk Pemilik SIM

Layanan tersebut tersedia di kantor Samsat di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Jika pengendara sudah melakukan pembayaran, polisi akan membuka blokir dan proses STNK bisa dilanjutkan. 

“Dengan cara mentransfer ke nomor Briva yang sebelumnya telah diterima pelanggar. Selain itu, pelanggar juga dapat melakukan pembayaran melalui M-Banking,” ucap Latif.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polda Jaya Berhenti Tilang Manual mulai Akhir Januari 2025, Apa Alasannya?

Selanjutnya: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG Jelang Pelantikan Presiden Trump

Menarik Dibaca: Intip Sinopsis Drakor Motel California Sebelum Nonton Dramanya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×