Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Sayyida membagikan kisah menegangkan saat ia harus berlindung di dalam bunker ketika Israel melancarkan serangan udara ke Iran pada Jumat (13/6/2025).
Dalam wawancara dengan Kompas TV yang ditayangkan pada Senin (16/6/2025), Sayyida menceritakan pengalaman pribadinya saat tinggal di Teheran, ibu kota Iran, yang terdampak langsung oleh konflik tersebut.
Sayyida merupakan mahasiswi Ahlul Bayt International University dan termasuk dari 383 WNI yang tercatat oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran.
Sejak Juli 2024, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah menetapkan status Siaga 2 untuk Iran, sebagai bentuk antisipasi atas situasi keamanan yang memburuk.
Baca Juga: Iran-Israel Memanas! AS Kirim Pesawat Pengisian Bahan Bakar ke Eropa dan Timur Tengah
Apa yang Dirasakan WNI saat Serangan Terjadi?
Menurut Sayyida, suasana Teheran secara umum masih kondusif, meskipun aktivitas kota tampak menurun karena libur panjang dan kekhawatiran masyarakat.
"Sudah sekitar seminggu kantor-kantor tutup, dan warga Teheran banyak yang secara mandiri memilih mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman, jauh dari titik-titik rawan serangan," katanya.
Saat serangan terjadi, Sayyida awalnya mengira suara ledakan adalah petasan. Namun lama-kelamaan suara ledakan terdengar semakin keras dan sering, menyerupai suara petir.
"Setelah sekitar 30 menit, terdengar bahwa serangan telah mengenai sasaran. Kemarin sempat ada kilang minyak yang diserang. Serangan terjadi dari malam hingga pagi, dan api baru bisa dipadamkan pada pagi hari," tuturnya.
Baca Juga: Konflik Iran-Israel Masuki Hari Kelima, Trump Desak Warga Iran Keluar dari Tehran
Ia menyebutkan bahwa warga tidak diperkenankan untuk merekam atau mengambil video selama insiden berlangsung.
Meski suasana mencekam, aktivitas seperti internet dan layanan publik masih berfungsi, meski dengan pembatasan.
"Internet tidak terganggu, hanya sedikit dilemahkan dan dibatasi," tambahnya.
Apa Langkah Pengamanan yang Diambil WNI?
Begitu mendengar suara ledakan, Sayyida langsung berlindung ke dalam bunker. Ia mengatakan bahwa meskipun aktivitas di luar masih tampak normal dan warung-warung tetap buka, keputusan untuk mengamankan diri sangat penting.
"Saya pribadi langsung turun ke bawah, ke bunker," ujarnya.
Baca Juga: Menghadang Dampak Ekonomi Perang Iran-Israel
Terkait evakuasi, Sayyida menjelaskan bahwa bandara telah ditutup sejak hari pertama serangan, sehingga jalur darat menjadi satu-satunya alternatif jika situasi memburuk.
"Kalau evakuasi, ya kami evakuasi. Tapi perjalanannya jauh dari Teheran ke Turki bisa tiga hari, ke Pakistan juga tiga hari lewat jalur darat," jelasnya.
Bagaimana Respons Pemerintah Indonesia?
KBRI Teheran dan Kemlu RI telah menyiapkan rencana kontinjensi dan terus berkomunikasi dengan seluruh WNI di Iran.
Dalam unggahan resmi di akun X (dulu Twitter) @Kemlu_RI, disebutkan bahwa warga Indonesia yang mengalami situasi darurat dapat menghubungi hotline KBRI di +989024668889.
"KBRI Teheran saat ini sedang menjalin komunikasi dengan para WNI di Iran untuk mengetahui kondisi dan keselamatan mereka," tulis Kemlu RI. Pemerintah juga terus memantau situasi geopolitik yang berkembang di kawasan tersebut dan menyusun langkah-langkah perlindungan yang diperlukan.
Selanjutnya: ID FOOD Suplai Pangan untuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
Menarik Dibaca: Promo JCO The Breeze BSD City 16-20 Juni, 2 Minuman + 1 Box Jpops Cuma Rp 120.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News