Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar US$ 2,128 miliar atau sekitar Rp 34,65 triliun (kurs Rp 16.285 per dolar AS) untuk mendukung dua proyek besar di Indonesia.
Pendanaan ini bertujuan menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperluas akses terhadap energi bersih di seluruh Indonesia.
Kedua proyek tersebut merupakan inisiatif pertama yang didukung Bank Dunia untuk mencapai target jangka panjang Pemerintah Indonesia, yaitu menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.
Proyek pertama berupa program reformasi kebijakan bernilai US$ 1,5 miliar yang didanai melalui skema Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan.
Baca Juga: Bank Dunia: Pendapatan Masyarakat Miskin Indonesia Rp 1,51 Juta Per Orang Per Bulan
Program ini ditujukan untuk memperkuat sektor keuangan dengan memperluas layanan keuangan digital, mengatasi hambatan infrastruktur kredit, mengembangkan pasar modal, serta meningkatkan ketahanan terhadap risiko iklim dan bencana.
Selain itu, program ini juga akan mendukung pengadaan teknologi energi terbarukan dengan mengurangi kewajiban tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), menyelaraskan kebijakan kawasan industri dengan standar lingkungan internasional, serta menerapkan mekanisme penangkapan nilai lahan untuk mendorong investasi swasta di sektor infrastruktur.
Proyek kedua adalah Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2) yang bertujuan memperluas akses listrik bagi 3,5 juta orang serta membangun kapasitas pembangkit tenaga surya dan angin sebesar 540 megawatt (MW).
Proyek ini diperkirakan akan menurunkan biaya pembangkitan listrik sedikitnya 8% dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 10% di wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Pendanaan untuk proyek ini berasal dari kombinasi pinjaman dan hibah, meliputi pinjaman IBRD sebesar US$ 600 juta, hibah US$ 12 juta dari IBRD Surplus-Funded Livable Planet Fund, serta hibah US$ 16 juta dari mitra internasional melalui inisiatif Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI).
Baca Juga: Ini Ambang Batas Pendapatan Masyarakat Miskin Indonesia Versi Bank Dunia
Termasuk di dalamnya hibah US$ 6 juta dari Kerajaan Inggris melalui Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) dan US$ 10 juta dari Green Climate Fund SRMI-2.
Proyek ISLE-2 ini juga menjadi proyek pertama yang menerapkan skema step-up loan dari Bank Dunia, yaitu pinjaman dengan suku bunga rendah selama sembilan tahun masa pelaksanaan proyek, disertai insentif penurunan biaya pinjaman jika dilakukan refinancing setelah proyek selesai. Skema ini sejalan dengan strategi Originate to Distribute yang bertujuan mendorong lebih banyak investasi swasta.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro, menyatakan bahwa reformasi dan investasi yang didukung dalam pembiayaan ini akan membantu pemerintah mewujudkan prioritas utama pembangunan nasional.
"Melalui skema blended finance, Bank Dunia dan para mitra juga akan membantu memobilisasi investasi swasta tambahan hingga US$ 345 juta untuk proyek energi surya dan angin, yang menjadi bagian dari program energi regional Bank Dunia guna membangun jaringan energi yang terhubung dan tangguh di tingkat nasional dan regional," jelas Manuela dalam keterangan resminya, Senin (16/6).
Bank Dunia menilai Indonesia telah menunjukkan ketahanan ekonomi dan manajemen fiskal yang kuat, termasuk selama pandemi COVID-19 dan periode pelemahan permintaan global. Saat ini, dukungan Bank Dunia juga difokuskan pada penguatan sumber daya manusia, perluasan akses listrik, serta reformasi sektor keuangan.
Baca Juga: Revisi Garis Kemiskinan Bank Dunia Picu Evaluasi Standar Nasional
Pemerintah Indonesia sendiri tengah membentuk komite deregulasi guna membuka peluang bagi skema pembiayaan inovatif dalam menarik investasi swasta skala besar.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Carolyn Turk, menambahkan bahwa proyek ISLE-2 akan mempercepat pencapaian akses listrik universal dengan efisiensi biaya.
"Dengan lebih dari 3,5 juta orang mendapatkan akses listrik, program ini diproyeksikan menjadi katalisator peningkatan kesejahteraan dan penciptaan lapangan kerja yang lebih baik, termasuk bagi usaha yang dipimpin oleh perempuan," ujar Carolyn.
Selanjutnya: Begini Cara Diet IF yang Benar, Bisa Bantu Turunkan Berat Badan lo
Menarik Dibaca: Ini Jadwal Pembagian Dividen Samator Indo Gas (AGII), Cum Date 23 Juni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News