Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai memanasnya konflik antara Iran dan Israel berpotensi memberikan efek rambatan signifikan terhadap perekonomian Indonesia, meski tidak secara langsung menyasar Tanah Air.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef Rizal Taufiqurrahman, mengatakan bahwa dampak terbesar dari konflik ini dirasakan pada sektor energi dan keuangan.
Baca Juga: Indonesia - Singapura Dorong Solusi Damai di Gaza, Iran–Israel, hingga Krisis Myanmar
“Ketegangan di Timur Tengah mendorong lonjakan harga minyak global akibat kekhawatiran terganggunya pasokan, terutama jika Selat Hormuz, jalur distribusi utama minyak dunia terhambat,” ujar Rizal kepada Kontan.co.id, Senin (16/6).
Sebagai negara net importir minyak, Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan harga minyak dunia.
Lonjakan harga ini, menurut Rizal, berpotensi memperlebar defisit transaksi berjalan dan memicu tekanan inflasi, khususnya pada sektor energi dan pangan.
Dari sisi pasar keuangan, konflik ini juga memicu pelemahan sentimen investor terhadap pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Potensi capital outflow meningkat, seiring kecenderungan investor global mengalihkan dana ke aset-aset aman.
“Ini bisa menekan nilai tukar rupiah dan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan domestik,” tambah Rizal.
Baca Juga: Konflik Iran-Israel Bisa Mengancam Defisit Fiskal Hingga Inflasi Barang Impor
Mitigasi Dampak: Perkuat Stok Energi, Jaga Stabilitas Moneter
Rizal menyarankan pemerintah segera menyiapkan langkah mitigasi yang konkret dan terukur.
Di sektor energi, pemerintah perlu memperkuat stok nasional serta mendiversifikasi sumber pasokan minyak dari luar kawasan Teluk.
Dari sisi fiskal, Rizal menekankan pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi risiko imported inflation, termasuk dengan penyesuaian alokasi subsidi energi agar lebih tepat sasaran.
“Stabilitas moneter perlu dijaga melalui intervensi BI di pasar valas serta penguatan instrumen portofolio untuk menarik dana asing,” ungkapnya.
Baca Juga: Tiga Dampak Negatif untuk Indonesia Jika Harga Minyak Dunia Terus Naik
Lebih lanjut, Rizal menilai pentingnya konsolidasi narasi publik guna menjaga ekspektasi inflasi dan mencegah kepanikan yang bisa menekan konsumsi masyarakat.
Dengan respons kebijakan yang cepat dan terukur, Rizal optimistis Indonesia dapat meredam dampak konflik dan menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak geopolitik global.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Hari Ini Jawa Timur: Surabaya, Madiun, Malang dan Wilayah Lain
Menarik Dibaca: Cara Login BPJS Ketenagakerjaan Terbaru 2025 Lewat Aplikasi, Coba Solusi Ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News