kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

September, realisasi belanja pemerintah baru 63,3%


Rabu, 09 Oktober 2013 / 16:45 WIB
September, realisasi belanja pemerintah baru 63,3%
ILUSTRASI. Tips Menjemur Bayi di Bawah Sinar Matahari


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Realisasi belanja Pemerintah hingga akhir September 2013 lalu ternyata masih jauh dari target. Menurut Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, realisasi belanja pemerintah pusat hingga 30 September baru mencapai Rp 1.092,7 triliun. Jumlah itu baru mencapai 63,3% dibanding anggaran belanja negara dalam APBN Perubahan tahun 2013 sebesar 1.726,2 triliun.

Padahal, waktu yang tersisa tahun ini untuk mengejar target belanja, tinggal tiga bulan lagi. Artinya, kurang dari satu kuartal.

Plt Direktur Jenderal Anggaran Kementerian keuangan Askolani bilang, meski masih jauh dari target, pihaknya optimistis hingga akhir tahun realisasi belanja bisa mencapai 90%. "Realisasi dua bulan terakhir sudah membaik, semoga trennya begitu terus," ujar Askolani, Rabu (9/10) di Jakarta.

Dari realisasi belanja pemerintah tersebut, penyerapan belanja modal merupakan yang paling rendah yaitu hanya sebesar 37,5% dari APBN Perubahan 2013.

Hingga akhir September, belanja modal Pemerintah hanya sebesar Rp 72,3 triliun. Padahal, anggaran yang disiapkan Pemerintah mencapai Rp 192,5 triliun hingga akhir tahun ini.

Menurut Askolani, tren belanja modal memang selalu meningkat menjelang akhir tahun, sebab harus melalui proses tender dan mekanisme administrasi lainnya.

Tetapi Pemerintah berkelit. Menurutnya, sejak dilakukan APBN Perubahan 2013, Kementerian Keuangan sudah menyederhanakan (simplifikasi) mekanisme pencairan anggaran. Tujuannya, supaya penyerapan belanja pemerintah pusat bisa digenjot.

Sejatinya, Pemerintah juga sudah menerapkan mekanisme reward and punishment bagi Kementerian/Lembaga yang telah menggunakan anggaran dengan baik.

Bahkan, dalam APBN perubahan 2013, Pemerintah telah memberikan reward alias hadiah sebesar Rp 200 miliar kepada sejumlah K/L.

Namun, apa pun alasan yang dikeluarkan Pemerintah tetap saja realisasi anggaran ternyata masih rendah. "Kami telah mengeluarkan kebijakan yang kami bisa, selebihnya soal penyerapan ini dikembalikan ke K/L masing-masing," kata Askolani.

Ekonom Universitas Ma Chung, Doddy Arifianto, menilai penyerapan anggaran memang menjadi penyakit yang terus berulang setiap tahun.

Menurutnya, penyakit ini bisa disembuhkan andaikan Pemerintah benar-benar bersinergi dalam menggunakan anggaran keuangannya. Jika tidak bisa diselesaikan, berarti sama saja Pemerintah bermain-main dengan anggaran.

Sementara itu, dari sisi pendapatan negara hingga akhir September lalu sudah mencapai 982,2 triliun, atau baru mencapai 65,4% dari target yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2013 sebesar Rp 1.502,0 triliun. Dari jumlah pendapatan negara itu, Rp 751,9 triliun di antaranya dihasilkan dari penerimaan pajak dan sebesar Rp 228,9 triliun dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Dengan realisasi penerimaan negara sebesar itu, defisit APBN perubahan 2013 sudah mencapai Rp 110,6 triliun, atau sekitar 1,17% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Sementara jika dibandingkan dengan proyeksi defisit yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2013, defisit yang terjadi baru mencapai 49,3%. Target defisit anggaran dalam APBN Perubahan 2013 sebesar Rp 224,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×