kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Seluas 84 hektare lahan pertanian di Jombang rusak akibat banjir


Rabu, 30 Januari 2019 / 09:11 WIB
Seluas 84 hektare lahan pertanian di Jombang rusak akibat banjir


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JOMBANG.  Para petani di Kabupaten Jombang Jawa Timur, mengalami kerugian cukup besar akibat rusak dan matinya tanaman padi di sawah mereka. Namun, para petani yang tanamannya rusak akibat tergenang air selama 12 hari tersebut tak memperoleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten Jombang.

Tertutupnya peluang bagi petani untuk mendapatkan bantuan ataupun pengganti kerusakan tanaman padi, diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Hadi Purwantoro. "Kalau bantuan sehubungan dengan kejadian (sawah tergenang air) ini, tidak ada," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/1) petang.

Dijelaskan Hadi, Pemkab Jombang memang tidak menyiapkan anggaran khusus bagi petani jika mengalami kerugian akibat kerusakan tanaman atau gagal panen. "Kecuali kalau lahan tersebut diikutsertakan dalam asuransi pertanian. Kami masih mendata, apakah ada lahan yang diikutsertakan asuransi pertanian," ungkapnya.

Ngadimo (65), petani asal Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, mengaku harus mengeluarkan biaya lagi dengan nilai lebih besar agar bisa menanami sawahnya dengan tanaman padi.

Selama 12 hari, sawahnya tergenang air yang berasal dari luapan sungai afur dan tingginya curah hujan beberapa minggu terakhir.

Siapkan Asuransi Petani

Ngadimo mengaku tak punya pilihan lain, selain harus menanami ulang sawahnya dengan bibit padi yang baru. Meskipun, katanya, dia harus mengeluarkan biaya lagi. "Ya nanam lagi. Yang mahal itu winihnya (benih). Satu ikat harganya Rp 5.000," katanya.

Sutiyono (38), petani asal Desa Podoroto Kecamatan Kesamben mengungkapkan, selama 12 hari tanaman padi di lahan miliknya tergenang air. Genangan itu menyebabkan kerusakan pada tanaman padi. Dia mengaku harus mengeluarkan biaya tanam lagi dengan jumlah yang lebih besar.

"Harapan kami sih ada bantuan dari pemerintah," kata Sutiyono. Asuransi pertanian Disinggung soal asuransi pertanian, Sutiyono mengaku jika lahan miliknya yang kini ditanami padi, tidak ikut dalam asuransi pertanian.

Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Kesamben, Moh. Samsul Arifin mengungkapkan, sekitar 150 hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Kesamben tergenang air dengan lama waktu antara 5 hingga 12 hari. Kondisi itu menyebabkan 84 hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Kesamben rusak dan harus ditanam ulang. Lahan yang rusak tersebar di 10 Desa.

Pada musim tanam padi tahun ini, ungkap Samsul, mayoritas petani yang tanamannya rusak akibat genangan air, tidak mengasuransikan lahannya. "Kalau yang dulu rata-rata ikut asuransi pertanian. Sekitar 80%  yang ikut (asuransi pertanian). Tetapi untuk yang sekarang, terutama yang lahannya rusak, sepengetahuan kami tidak ikut," katanya.

Selama dua pekan terakhir, lebih dari puluhan hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Kesamben, Bandar Kedungmulyo dan Tembelang serta Peterongan tergenang air antara 5 hingga 12 hari.

Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, akibat genangan air terdapat 105 hektar tanaman padi mengalami kerusakan. Kondisi terparah ada di Kecamatan Kesamben. Lahan tanaman padi yang rusak luasnya mencapai 84 hektar. (Moh. Syafií)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "84 Hektar Tanaman Padi di Jombang Rusak, Petani Tak Dapat Bantuan",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×