Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petroselat Ltd (dalam pailit) mengaku tengah melakukan negosiasi dengan calon investornya, guna menyediakan dana dalam memenuhi kewajibannya dalam proses kapailitan anak usaha PT Sugih Energi Tbk (SUGI)
Asset Coordinator Sugih Dindot Soebandrio menyatakan untuk hal ini pihaknya meminta bantuan kepada Valbury Indonesia untuk mencari investor.
"Valbury fungsinya sebagai arranger, jadi dia yang mencari investornya, bisa dari mana saja," kata Dondit kepada Kontan.co.id sesuai rapat kreditur di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Rabu (25/7).
Meski demikian Dondit enggan memerinci pernyataan soal investor yang juga disampaikan dalam rapat kreditur tersebut. Terutama siapa yang berminat dan nilai investasinya.
Yang jelas ia bilang, dana ini kelak akan digunakan melanjutkan meningkatkan produksi Petroselat di Blok Selat Panjang, di mana Petroselat merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
"Untuk operasi lagi, meningkatkan produksi tentunya, dan juga akan ada pembayaran kepada kreditur, walau mungkin tak akan langsung semua, mungkin 25% dahulu," sambungnya.
Proses negosiasi dengan investor disebutkan Dondit juga sudah masuk tahap finalisasi. Ia memperkirakan dalam tiga hingga empat bulan ke depan, kesepakatan telah dibuat.
Sementara itu sumber Kontan.co.id bilang bahwa investor yang dimaksud adalah PT Intra Asia Corpora. Dari penelusuran, Intra Asia merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia, dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa dengan kode emiten CPDX.
Pun pada 2005 Intra Asia sempat membeli maskapai Kartika Airlines dari PT Truba. "Negosiasi sudah dimulai sejak April lalu, tapi jadi alot karena pemegang saham (SUGI) masih belum cocok dengan harga yang ditawarkan," bisik sumber Kontan.co.id.
Ia juga bilang, Intra Asia kini memang tengah mengincar beberapa perusahaan yang bangkrut atawa pailit. Sebelumnya, Kontan.co.id juga pernah memberitakan bahwa Intra Asia akan jadi investor PT Merpati Nusantara Airlines yang kini sedang dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Mengingatkan, Petroselat jatuh pailit sejak Juli 2017 lalu, dan telah dinyatakan insolvensi pada November 2017. Sementara dalam proses kepailitan ini, Petroselat punya beban senilai Rp 117,65 miliar kepada 47 kreditur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News