Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Makin banyaknya masalah yang dihadapi OJK dinilai Bhima juga menunjukkan makin kompleksnya industri keuangan kini. Sehingga wacana pembubaran OJK pun disebutnya tak bijak.
“Jika OJK dibubarkan saat krisis ekonomi dan krisis pandemi maka persepsi nasabah dan investor akan memandang kondisi keuangan di Indonesia sudah gawat sampai OJK perlu dibubarkan. Bisa memicu panik di pasar keuangan sekaligus penarikan uang besar besaran akibat ketidakpercayaan masyarakat,” sambungnya.
Baca Juga: Akhirnya berdamai, ini kesepakatan BFI Finance dengan Grup Ongko
Adapun Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Lando Simatupang menyatakan alih-alih membubarkan OJK, meningkatkan peran Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lebih dibutuhkan.
“Kebijakan makroprudensial di Bank Indonesia, dan mikroprudensial di OJK perlu ditingkatkan secara kolaboratif agar lebih efisien dan efektif. KSSK mesti lebih intensif berkoordinasi, bukan hanya saat terjadi isu krisis saja,” katanya.
Adapun sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN juga enggan berkomentar mengenai wacana ini. Diektur PT Bank Maspion Tbk (BMAS) Herman Halim misalnya menilai dua lembaga tersebut memiliki keunggulan masing-masing.
“Saya tidak mau komentar, keduanya punya keunggulannya masing-masing,” ujarnya kepada KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News