kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah ekonom menilai wacana pembubaran OJK belum tepat, ini argumennya


Minggu, 05 Juli 2020 / 18:53 WIB
Sejumlah ekonom menilai wacana pembubaran OJK belum tepat, ini argumennya
ILUSTRASI. Karyawan memberikan pelayanan usai peresmian kantor baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/6/2020). Gedung baru OJK Solo perancangannya menjadi standar gedung OJK di daerah yang menggambarkan nilai visi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

Makin banyaknya masalah yang dihadapi OJK dinilai Bhima juga menunjukkan makin kompleksnya industri keuangan kini. Sehingga wacana pembubaran OJK pun disebutnya tak bijak.

“Jika OJK dibubarkan saat krisis ekonomi dan krisis pandemi maka persepsi nasabah dan investor akan memandang kondisi keuangan di Indonesia sudah gawat sampai OJK perlu dibubarkan. Bisa memicu panik di pasar keuangan sekaligus penarikan uang besar besaran akibat ketidakpercayaan masyarakat,” sambungnya.

Baca Juga: Akhirnya berdamai, ini kesepakatan BFI Finance dengan Grup Ongko

Adapun Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Lando Simatupang menyatakan alih-alih membubarkan OJK, meningkatkan peran Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lebih dibutuhkan.

“Kebijakan makroprudensial di Bank Indonesia, dan mikroprudensial di OJK perlu ditingkatkan secara kolaboratif agar lebih efisien dan efektif. KSSK mesti lebih intensif berkoordinasi, bukan hanya saat terjadi isu krisis saja,” katanya.

Adapun sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN juga enggan berkomentar mengenai wacana ini. Diektur PT Bank Maspion Tbk (BMAS) Herman Halim misalnya menilai dua lembaga tersebut memiliki keunggulan masing-masing.

“Saya tidak mau komentar, keduanya punya keunggulannya masing-masing,” ujarnya kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×