kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sebagian ekonom proyeksi BI potong lagi suku bunga


Selasa, 19 September 2017 / 20:54 WIB
Sebagian ekonom proyeksi BI potong lagi suku bunga


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Setelah memangkas 25 basis points (bps) di bulan lalu, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan kembali akan memangkas suku bunga acuannya (BI 7-Day Reverse Repo Rate) 25 bps lagi dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini yang akan diumumkan Kamis (21/9) mendatang. Jika benar demikian, maka suku bunga acuan BI akan berada di level 4,25%.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, ada peluang BI kembali memangkas suku bunganya di bulan ini setelah BPS mengumumkan deflasi 0,07%. Pemangkasan itu lanjut Lana, dengan asumsi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak menaikkan bunga acuannya bulan ini.

"Probabilitas untuk tidak menaikkan, besar. Rata-rata memproyeksi mundur di Desember. Dengan demikian, probabilitas bunga acuan BI turun juga semakin besar," kata Lana kepada KONTAN, Selasa (19/9).

Lebih lanjut menurutnya, pemangkasan lanjutan memang dibutuhkan untuk meyakinkan publik bahwa risiko stabilitas ekonomi memang turun. Terutama untuk meyakinkan sektor perbankan.

"Dengan penurunan lagi, membantu keyakinan risiko turun sehingga bank mulai ancang-ancang untuk menambah kredit," tambah Lana.

Di sisi lain ia berpendapat bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, penurunan 25 bps saja tidak cukup. Sebab, itu diperlukan penurunan suku bunga acuan BI yang signifikan.

Ia melihat, ada peluang BI menurunkan bunga acuan dua kali lagi di tahun ini. Pertama, di bulan ini. Kedua, di November mendatang atau di bulan yang tidak bersamaan dengan kenaikan suku bunga The Fed.

Dengan demikian, BI tidak perlu menurunkan lagi BI 7-Day reverse repo rate di tahun depan dan tinggal menunggu dampak penurunan di tahun ini ke ekonomi tahun depan. Ia memperkirakan, dampak penurunan itu baru akan terasa di pertengahan 2018.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara juga memperkirakan demikian. Menurutnya, BI 7-Day berpeluang turun menjadi 4,25%. Selain deflasi di bulan lalu, tekanan terhadap rupiah cenderung berkurang.

"BI juga diprediksi ingin melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter lebih jauh agar suku bunga kredit turun, meskipun transmisi kebijakan baru terasa di awal 2018," katanya.

Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi juga mengatakan, selama kurs rupiah stabil terhadap dollar AS, maka bunga acuan BI mengarah pada pemangkasan 25 bps sebelum akhir tahun. Dan pemangkasan itu bisa dipercepat di pekan ini.

Namun, "kami meragukan bahwa penurunan suku bunga mungkin juga berdampak pada ekonomi," kata dia. Pemangkasan itu kata Gundy, kemungkinan memberikan dorongan yang tidak besar terhadap permintaan kredit investasi.

Ia melihat, pertumbuhan investasi swasta mungkin tidak akan banyak terjadi sebelum melihat hasil yang signifikan dari pembangunan infrastruktur pemerintah, yang juga membutuhkan waktu. Di sisi penawaran, bank tampak ragu untuk memperpanjang pinjaman baru di tengah kredit bermasalah di sektor komoditas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×