kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Schroder: Jokowi jangan takut naikkan BBM


Senin, 13 Oktober 2014 / 19:30 WIB
Schroder: Jokowi jangan takut naikkan BBM
Telkom Landmark Tower building. Telkom Indonesia (TLKM) Serap Belanja Modal Rp 7,4 Triliun Sepanjang Kuartal I-2023.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Para pelaku pasar, salah satunya Presiden Direktur Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi merupakan kebijakan yang krusial. Sebab, kebijakan ini dinilai dapat memperbaiki makro Indonesia secara signifikan.

"Jangan takut popularitas turun karena menaikan harga BBM subsidi," kata Michael, di sela kegiatan Wealth & Beyond Personal Economy Forum 2014, (13/10).

Menurutnya, presiden terpilih Joko Widodo memang memiliki ruang untuk menaikan harga BBM meski waktunya terbatas. Sebab, jika harga BBM batal dinaikan sisa akhir tahun ini maka Jokowi perlu mengajukan rencana ini tahun depan ke DPR. Sementara, DPR banyak diisi oleh kubu oposisi sehingga dikhawatirkan usulan tersebut bakal ditolak.

Tapi, perlu ada inovasi kebijakan jika tingkat elekabilitasnya tidak ingin menurun drastis. Pertama, tentunya diperlukan adanya komunikasi yang baik dengan masyarakat. Lalu, jangan seperti presiden-presiden sebelumnya yang melakukan penyesuaian harga BBM subsidi terlebih dahulu baru memberikan kompensasi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT). Hasilnya bisa dilihat, strategi ini membuat popularitas mereka turun drastis dan sulit kembali terangkat.

Sebaliknya, menurut Michael, Jokowi justru bisa memberikan kompensasi terlebih dahulu baru melakukan penyesuaian harga BBM subsidi. Akan lebih baik lagi jika kompensasi yang diberikan bukan berupa uang tunai, tapi dengan bantuan dalam bentuk yang lain, seperti kompensasi untuk dana pendidikan dan kesehatan.

Dengan demikian, strategi seperti ini diharapkan popularitas Jokowi tidak menurun meski dia mengeksekusi kenaikan harga BBM subsidi. "Berikan dulu kompensasi baru naikkan harga BBM. Kalau mau mengubah caranya bisa kok," pungkas Michael.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×