Reporter: Yudho Winarto | Editor: Rizki Caturini
BOGOR. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa prihatin masih adanya praktek illegal logging yang terjadi di Indonesia. Menurutnya ini lantaran masih ada negara lain yang masih bersedia menjadi tukang tadah kayu hasil ilegal logging.
"Saya minta pengertian negara-negara lain pun untuk punya tanggungjawab yang sama. Jangan menjadi tukang tadah dari illegal logging yang terjadi di Indonesia," kata SBY di puncak peringatan hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam nasional, Senin (28/11).
SBY menegaskan menjaga dan memelihara kehijauan hutan tidak hanya menjadi tanggung jawab Indonesia semata, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga dunia. Sejauh ini kasus ilegal logging di Indonesia yang mencapai 50,7 juta m3 per tahun, menyebabkan negara menderita kerugian sebesar Rp30,42 triliun per tahun.
Kerusakan hutan terbesar terjadi di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Saat ini, di perbatasan Kalimantan Timur dan Malaysia kerusakan hutan di wilayah tersebut mencapai 150.000 hektare (ha) per tahun, dan di provinsi Kalimantan Barat kerusakan hutan yang terjadi seluas 250.000 hektare (ha) per tahun.
Sedangkan di provinsi Papua penyelundupan kayu mencapai 600 ribu m3 per bulan, dengan kerugian mencapai Rp 7,2 triliun. Umumnya, kayu hasil illegal logging itu diselundupkan ke negara tetangga seperti, Malaysia, China, India dan Vietnam yang mencapai 10 juta m3 per tahun.
SBY menegaskan, Indonesia memiliki kebijakan nasional yang diimbangi aksi nasional yang memprioritaskan pemeliharaan dan pengamanan hutan. Dengan harapan Indonesia sebelum tahun 2020 bisa mengurangi emisi karbondioksida sebanyak 26%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News