kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SBY-Anas, Matahari kembar Demokrat


Sabtu, 16 Februari 2013 / 13:36 WIB
SBY-Anas, Matahari kembar Demokrat
ILUSTRASI. Tips Memandikan Kucing Supaya Tak Kena Cakaran.


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Kemelut di Partai Demokrat saat ini dinilai karena adanya matahari kembar di partai berlambang mercy tersebut. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Majelis Tinggi dan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Adanya dua matahari kembar itu merupakan penilaian pakar Tata Negara Universitas Andalas, Saldi Isra. Menurutnya, SBY dan Anas memiliki daya tarik-menarik kekuasaan yang kuat.

"Ini risiko parpol karena meletakkan dua kekuasaan, yakni ketua umum dan ketua dewan pembina. Itu kan partai secara konstitusional mendesain matahari kembar," ujar Saldi Isra dalam diskusi bertajuk "Tsunami Demokrat", di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2).

Jika ingin selamat, kata Saldi, salah satu matahari kembar harus dipadamkan. Namun, menurutnya, itu sangat sulit terjadi.

Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa menegaskan tidak ada sistem dua matahari kembar di tubuh Demokrat. Menurutnya, adanya dua tokoh sentralistik di tubuh partai karena Partai Demokrat masih membutuhkan sosok SBY.

Bahkan, menurutnya, Partai Demokrat bisa memenangi dua pemilu berturut-turut adalah karena ketokohan SBY. "Itu diakui semua kader. Maka, loyalitas penghormatan kepada Pak SBY selalu dilakukan kader Demokrat," ujar Saan.

Berhubung SBY tidak akan lagi bisa mencalonkan diri sebagai Presiden dalam Pemilu 2014, lanjut Saan, maka Partai Demokrat sedang bertransformasi dari ketokohan SBY menjadi Partai Demokrat yang terlembaga dengan baik. Dengan demikian, ketika SBY tidak lagi menjadi presiden, Partai Demokrat sudah terstruktur dengan baik.

Saan pun menegaskan bahwa tindakan SBY yang mengambil alih kendali Partai Demokrat adalah karena situasi yang membutuhkan Ketua Dewan Pembina SBY turun tangan. Sehingga, Rapimnas besok, Saan memastikan tidak ada perebutan pengaruh antara Ketua Umum Anas Urbaningrum dan Ketua Dewan Pembina SBY.

"Saya ingin tegaskan di Rampinas besok tidak ada pertarungan pengaruh. Kalau dikesankan ada pertarungan pengaruh Mas Anas dengan Pak SBY, yang ada adalah kesadaran bersama atas keprihatian atas partai dipersepsikan bermasalah," ujarnya. (TribunNews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×