kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ruhut: Dana hambalang mengalir ke dua DPC


Kamis, 14 November 2013 / 18:22 WIB
Ruhut: Dana hambalang mengalir ke dua DPC
ILUSTRASI. Sucor dan Panin mencari posisi ketika harga saham kembali terdiskon.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Politisi Partai Demokrat sekaligus anggota DPR RI Komisi III Ruhut Sitompul mengaku dirinya pernah mendengar adanya aliran dana olahraga Hambalang ke Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010 silam.

Menurut Ruhut, dirinya mendengar adanya keluhan karena kurangnya uang-uang yang diterima dari pejabat DPC Partai Demokrat.

"(Mendengar dari) kata-kata mereka. Ya mereka-mereka yang menerima dan enggak puas," kata Ruhut kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (14/11).

Lebih lanjut, Ruhut menyebut, pengurus DPC Partai Demokrat di dua daerah, yaitu Manado dan Gorontalo. Namun, dirinya enggan menyebut blak-blakan siapa orangnya.

Yang jelas lanjut Ruhut, keduanya merupakan seorang wanita. "Mereka dikasih amplop itu, sudahlah, sudah, kalian sudah tahu semua, kok tanya ke aku," tambah Ruhut.

Ruhut juga membocorkan, para pengurus cabang Partai Demokrat menerima uang dalam bentuk dollar Amerika Serikat dengan jumlah yang bervariasi. "Ada yang 3.000 (dollar AS), ada yang 5.000 (dollar AS)," imbuh Ruhut.

Seperti diketahui, Ruhut yang merupakan tim sukses mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tersebut diperiksa sebagai saksi untuk Anas terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi Anas dalam proyek Hambalang.

Anas diduga menerima gratifikasi berupa voucher terkait pemilihannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres Demokrat yang diikuti tiga calon, yaitu Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, dan Marzuki Alie.

Anas juga diduga menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier yang diduga berasal dari salah satu perusahaan pemenang tender dalam proyek Hambalang. Mobil tersebut kemudian diatasnamakan Anas dengan nomor polisi B 15 AUD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×