kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI tak masukan CPO di list APEC 2013


Selasa, 16 Juli 2013 / 07:49 WIB
RI tak masukan CPO di list APEC 2013
ILUSTRASI. Jumat (11/2) ada tambahan 40.489 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 4.708.043 kasus positif Corona.


Reporter: Arif Wicaksono, Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pengusaha sawit Indonesia harus lebih bersabar. Meski menjadi tuan rumah, Indonesia memastikan tidak mengusulkan untuk memasukkan produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke dalam daftar produk ramah lingkungan atau Environmental Good List (EG List) di pertemuan APEC yang berlangsung di Bali pada Oktober tahun ini.


Direktur Jenderal (Dirjen) Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemdag), Iman Pambagyo mengatakan, usulan tersebut tidak bisa dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Alasan pemerintah kurang masuk akal, hanya karena ingin menghindari diskusi yang panjang.


"Pimpinan APEC sudah sepakat isu menambah daftar produk ramah lingkungan tidak bisa dilakukan tahun ini.  Jika Indonesia memasukan CPO maka negara-negara lain akan menginginkan hal sama dan membutuhkan waktu diskusi lebih panjang," ujar Imam, Senin (15/7).


Walau gagal memasukkan usulannya pada tahun ini, Imam tetap optimistis CPO akan masuk EG List sebelum 2015. Untuk itu pemerintah akan mengubah strategi dengan mengusulkan daftar baru dengan syarat tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga terbarukan, mendorong pembangunan perdesaan, dan pengentasan kemiskinan.


Dengan strategi itu Indonesia berharap CPO masuk EG List mengikuti 54 produk yang telah masuk sebelumnya. Keuntungan jika CPO masuk dalam EG List, maka hanya akan mendapat tarif bea masuk maksimal 5% di seluruh negara anggota  APEC.


Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengaku kecewa dengan putusan pemerintah. "Ini kegagalan Pemerintah Indonesia dalam negosiasi dan menyakinkan negara lain," katanya.


Gapki sejatinya berharap, pertemuan tingkat tinggi APEC ini bisa menjadi momen terbaik untuk memasukkan CPO dalam produk ramah lingkungan. Fadhil khawatir, dalam pertemuan-pertemuan APEC yang akan datang, makin susah bagi RI mengusulkan CPO sebagai EG List.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×