CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.894   -106,00   -0,67%
  • IDX 7.265   -43,28   -0,59%
  • KOMPAS100 1.111   -6,43   -0,58%
  • LQ45 882   -4,45   -0,50%
  • ISSI 220   -1,27   -0,57%
  • IDX30 452   -2,28   -0,50%
  • IDXHIDIV20 544   -2,85   -0,52%
  • IDX80 127   -0,79   -0,62%
  • IDXV30 136   -1,28   -0,93%
  • IDXQ30 150   -0,81   -0,54%

APEC 2013 fokus meningkatkan kesejahteraan petani


Rabu, 03 Juli 2013 / 18:08 WIB
APEC 2013 fokus meningkatkan kesejahteraan petani
ILUSTRASI. Jepretan layar Bolu Pisang di kanal Youtube Devina Hermawan.


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Kenaikan dan volatilitas harga pangan menyebabkan para anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) meningkatkan perhatian pada isu ketahanan pangan. Sebagai ketua policy partnership on food security (PPFS) sekaligus tuan rumah APEC 2013, Indonesia mengusulkan untuk melibatkan petani kecil sebagai mitra dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional dan global.

"Sebagai ketua PPFS APEC 2013, Indonesia ingin melibatkan petani kecil dalam rantai pasok pangan," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Ahmad Suryana pada wartawan, Rabu (3/7).

Saat ini, kata Ahmad, para petani kecil dengan lahan kurang dari 5 hektare mendominasi geliat ekonomi APEC. "Eksistensi mereka bisa berdampak positif terhadap ketahanan pangan nasional atau global," ujarnya. Karena itu, perbaikan pendapatan dan daya saing petani kecil menjadi fokus PPFS kali ini.

Salah satu solusi yang dirasa efektif adalah dengan meningkatkan peran swasta agar meningkatkan perannya melalui kemitraan dengan petani. Misalnya saja, Ahmad mencontohkan, bentuk kemitraan PT Cargill Indonesia yang membina petani plasma dan berhasil meningkatkan produktivitas dari 2 ton menjadi 5 ton per hektare. Dalam contoh lain, Ahmad juga menyebut bentuk koperasi sebagai pemecahan masalah dana petani.

Saat ini, rata-rata kepemilikan lahan petani kecil di Indonesia hanya 0,33 hektare. Namun nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kepemilikan lahan di kawasan Asia Pasisfik yang hanya sekitar 0,22 hektare. Pada 2050, luas penguasaan lahan ini diperkirakan akan semakin turun menjadi 0,18 hektare sehingga makin menyulitkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Padahal, kata Ahmad, kebutuhan pangan saat ini masih didominasi dari pertanian rakyat. "Artinya perlu adanya tindakan untuk mengantisipasi hal ini,” jelasnya.

PPFS merupakan forum antara sektor swasta dan pemerintah yang diberi tugas dan menjadi salah satu mekanisme utama APEC. Indonesia mendapat kesempatan menjadi ketua PPFS setelah menjadi tuan rumah APEC 2013. Forum ini diharapkan menjadi wadah swasta dan pemerintah dalam membahas isu kebijakan ketahanan pangan di kawasan Asia Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×