kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

PMI-BI Kuartal II-2025 Melambat Meski Masih dalam Zona Ekspansi


Jumat, 18 Juli 2025 / 18:12 WIB
PMI-BI Kuartal II-2025 Melambat Meski Masih dalam Zona Ekspansi
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (4/1/2024). Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat ekspor mebel dan kerajinan tahun 2023 sebesar US$ 1,8 miliar, turun 28% secara tahunan dari tahun 2022 yang sebesar US$ 2,5 miliar. Anjloknya ekspor disebabkan kondisi geopolitik dan inflasi besar di negara tujuan ekspor. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kondisi Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) pada kuartal II-2025 menunjukkan tanda-tanda perlambatan meski tetap berada dalam zona ekspansi. Penurunan komponen kecepatan penerimaan barang input dan total jumlah karyawan mengindikasikan adanya tantangan yang diahadpi sektor manufaktur, yang bisa memberikan dampak pada pertumbuhan industri mendatang.

Abdul Sobur, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), menjelaskan bahwa walaupun angka PMI-BI yang tercatat sebesar 50,89% menunjukkan adanya ekspansi, laju pertumbuhan mulai melambat dibanding kuartal sebelumnya.

“Secara teknikal, memang belum terjadi kontraksti total karena angka masih di atas 50. Tapi perlambatan dari kuartal sebelumnya mengindikasikan bahwa ritme ekspansi industri manufkatur Indonesia mulai melemah,” ujar Sobur kepada Kontan.co.id, Jumat (18/7).

Baca Juga: Ekspor Furnitur ke AS Kena Tarif 19%, HIMKI: Buyer Beralih ke Vietnam

Jika situasi ini tidak segera diatasi, ia mengingatkan bahwa perlambatan ini bisa berujung pada kontraksi teknis di kuartal berikutnya, khususnya pada sektor-sektor yang rentan terhadap permintaan global.

Menurutnya, penyebab utama dari kontraksi pada komponen kecepatan penerimaan barang input dan jumlah karyawan adalah gangguan pada rantai pasok dan ketidakpastian global.

“Dua hal utama yang saya lihat sebagai penyebab kontraksi ini adalah, disrupsi rantai paso dan ketidakpastian global, terutama akibat tensi geopolitik dan fragmentasi jalur logistik internasional, menyebabkan keterlambatan penerimaan bahan baku,” tegas Sobur.

Sobur menekankan bahwa penurunan utilisasi kapasitas akibat pelebahan permintaan, baik di pasar ekspor maupun domestik, membuat banyak pelaku usaha memilih untuk menundah perekrutan karyawan baru atau bahkan melakukan pengurangan tenaga kerja sementara.

Baca Juga: PMI Manufaktur Kembali Merosot pada Juni 2025, HIMKI Beberkan Penyebabnya

“Di industri mebel dan kerajinan, yang kami kelola dan kami wakili, terjadi penurunan pesanan dari AS dan Eropa, ditambah ketatnya pembiayaan, membuat perusahaan menyesuaikan skala produksi mereka,” kata Sobur.

Menurut Sobur, dampak dari kondisi ini cukup besar bagi perusahaan-perusahaan di industri manufaktur.

“Di sisi biaya, meningkatnya lead time dan harga input mendorong naiknya cost of production,” ucap Sobur.

Ia juga menjalaskan bahwa perusahaan menahan ekspansi kapasitas serta menunda rencana rekrutmen atau pelatihan.

“Jika tren ini terus berlanjut, akan mengganggu investasi baru di sektor riil,” ucap Sobur.

Terkait proyeksi PMI-BI untuk kuartal III-2025, Sobur mengapresiasi optimisme dari BI. Namun, ia mengingatkan bahwa ekspansi yang dimaksud bisa jadi semu jika tidak didukung dengan kenaikan permintaan riil, perbaikan arus logistik, dan kebijakn fiskal moneter yang mendukung industri manufaktur padat karya.

“Kami mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis, diantaranya meningkatkan stimulus demand dalam negeri, menjaga kepastian kebijakan ekspor, serta memberikan ruang relaksasi pada suku bunga untuk mendukung modal kerja sektor industri kreatif dan manufaktur ringan,” tambah Sobur.

Baca Juga: Pelemahan PMI Manufaktur Bisa Munculkan Ancaman PHK

Selanjutnya: Negosiasi Berlangsung! Ini Sederet Komoditas yang Diperjuangkan Bebas Tarif dari AS

Menarik Dibaca: Liburan Sekolah Usai, tiket.com Bagikan Rekomendasi Penginapan Liburan Keluarga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×