Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Selain birokrasinya rumit, investor juga kerap menemui mafia tanah yang membuat urusan izin pertanahan menjadi berlarut-larut. “Hambatan di sektor pertanahan jelas terlihat dan kami tidak ingin itu terjadi lagi,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Rizal meyakini tren positif investasi di Indonesia masih akan terus berlanjut. Sektor jasa dipandang sebagai sektor industri yang paling kontributif terhadap perolehan investasi di Indonesia.
Menurut Rizal, besarnya peran sektor jasa tak lepas dari Indonesia yang dianugerahi populasi penduduk yang melimpah. Dengan begitu, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia juga tergolong tinggi dan tetap potensial sekalipun dihantam pandemi Covid-19.
Di samping itu, kemajuan teknologi informasi juga menjadi faktor yang membuat investasi sektor jasa terus meningkat. “Indonesia masih menjadi tujuan investasi yang potensial untuk sektor jasa,” tukas dia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi Indonesia di periode Januari—Juni 2021 mencapai Rp 442,8 triliun atau tumbuh 10% (yoy). Jumlah ini terdiri dari investasi berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 214,3 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 228,5 triliun.
Sektor jasa menjadi kontributor utama realisasi investasi Indonesia yakni sebesar Rp 218,7 triliun pada semester I-2021. Kemudian disusul oleh investasi industri pengolahan (manufaktur) sebesar Rp 167,1 triliun, pertambangan sebesar Rp 32,3 triliun, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan sebesar Rp 23,2 triliun, perikanan sebesar Rp 0,8 triliun, dan kehutanan sebesar Rp 0,7 triliun.
Selanjutnya: Mau jadi negara maju, Indonesia butuh investasi lebih besar di sektor manufaktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News