kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Restitusi cukai melonjak tinggi, ini penyebabnya


Kamis, 07 Desember 2017 / 16:46 WIB
Restitusi cukai melonjak tinggi, ini penyebabnya


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat restitusi cukai yang dibayarkan selama periode 1 Januari-31 November 2017 sebesar Rp 239 miliar. Jumlah itu melonjak dibanding periode sama tahun 2016 yang hanya Rp 1,54 miliar.

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Penerimaan Ditjen Bea dan Cukai Rudy Rahmaddi mengatakan, restitusi cukai tersebut merupakan cukai yang dikembalikan lantaran kelebihan bayar atau putusan pengadilan. Restitusi terutama berasal dari cukai minuman yang mengandung alkohol (MMEA).

Ia melanjutkan, restitusi yang disebabkan oleh lebih bayar umumnya terjadi karena kesalahan administrasi, yaitu kesalahan dalam perhitungan. Sementara restitusi yang disebabkan oleh keputusan pengadilan umumnya terjadi karena dimenangkannya perusahaan oleh pengadilan pajak setelah pihaknya menetapkan adanya kurang bayar.

"Lonjakan restitusi itu, karena adanya temuan audit yang kalah banding di pengadilan pajak," kata Rudy kepada KONTAN, Kamis (7/12).

Meski begitu, pihaknya juga memperkirakan besaran restitusi cukai sampai akhir tahun tidak akan melonjak signifikan. Dengan demikian, restitusi tersebut tidak akan menganggu penerimaan bea dan cukai hingga akhir tahun.

Rudy juga bilang, ke depan pihaknya akan berupaya menekan temuan audit melalui sistem quality assurance audit. "Dan ke depannya akan kami perkuat termasuk membentuk unit khusus untuk quality assurance," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga akhir November 2017 mencapai Rp 143,62 triliun atau 75,94% dari target yang dipatok dalam APBN-P 2017. Meski masih di bawah 80% dari target, angka itu tumbuh 7,26% year on year (yoy).

Angka itu terdiri dari realisasi penerimaan cukai sebesar Rp 108,91 triliun atau 71,1% dari target, bea masuk Rp 31,28 triliun atau 93,99% dari target, dan bea keluar Rp 3,43 triliun atau 127,18% dari target.

Rudy menyebut, komposisi penerimaan cukai biasanya hanya 1/3 di semester pertama dan 2/3 sisanya di semester kedua. Rudy juga bilang, khusus di Desember, realisasi penerimaan biasanya bisa mencapai tiga kali lipat dibanding bulan-bulan biasanya. Sehingga pihaknya optimistis, realisasinya hingga akhir tahun ini bisa melebihi angka 97% dari target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×