kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana kerja sama FTA ASEAN-Kanada akan untungkan Indonesia


Selasa, 24 Agustus 2021 / 16:13 WIB
Rencana kerja sama FTA ASEAN-Kanada akan untungkan Indonesia
ILUSTRASI. Shinta W. Kamdani. Kontan/Lidya Yuniartha


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. ASEAN mendorong kerja sama perdagangan bebas (FTA) dengan Kanada. Hal itu dinilai pelaku usaha akan memberi keuntungan bagi Indonesia. Pasalnya saat Indonesia masih belum memiliki perjanjian dagang secara bilateral dengan Kanada.

"Rencana negosiasi FTA dengan Kanada ini sangat potensial menciptakan keuntungan dagang dan investasi untuk Indonesia di masa mendatang," ujar Koordinator Wakil Ketua Umum (WKU) III Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Shinta W. Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (24/8).

Pembentukan FTA ASEAN-Kanada potensial untuk memperluas akses pasar Indonesia ke Kanada. Pasalnya Indonesia belum menggarap maksimal pasar negara di utara Amerika tersebut.

Padahal, Indonesia telah memiliki ekspor yang besar ke Amerika Serikat yang memiliki standar tak jauh berbeda. Selain sektor pedagangan, penggarapan yang belum maksimal juga terdapat pada sektor investasi dengan Kanada. "Kita belum memanfaatkan potensi inbound investasi dari Kanada dengan maksimal meskipun FDI outflow Kanada di dunia cukup signifikan di antara negara-negara maju," terang Shinta.

Baca Juga: ASEAN incar kerja sama dengan sejumlah negara mitra

Keuntungan lain kerja sama dagang melalui FTA juga tidak bersaing untuk membentuk supply chain dengan Kanada tanpa FTA. Karena kompetitor Indonesia di kawasan seperti Singapua, Malaysia, dan Vietnam sudah lebih dulu punya perjanjian dagang dengan Kanada.

Meski menguntungkan, Shinta bilang penting untuk meningkatkan pemanfaatan FTA. Selain itu perlu adanya diversifikasi produk ekspor dan penyelesaian masalah financing ekspor di masa pandemi. "Tingginya komponen impor dari pihak ketiga pada produk ekspor nasional menyebabkan produk ekspor kita ke negara ASEAN tidak eligible untuk mengklaim manfaat FTA," jelasnya.

Pemahaman pelaku usaha terkait perjanjian dagang juga penting untuk peningkatan pemanfaatan. Termasuk untuk mengatasi masalah hambatan non tarif pada negara tujuan ekspor. "Jangan sampai malah lebih banyak dimanfaatkan oleh negara partner FTA tersebut untuk mengekspor ke Indonesia," ungkap Shinta.

Selanjutnya: Mendag sebut Indonesia bidik 40% potensi ekonomi digital ASEAN di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×