Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia telah merampungkan pemeriksaan dan identifikasi terhadap 27 kantong jenazah yang telah diterima dari tim evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Kombes Pol Anton Castilani, selaku Direktur Eksekutif DVI menyebutkan, dari 27 kantong jenazah itu terdiri dari 22 kantong jenazah yang berisikan potongan tubuh korban dan lima kantong berisikan properti milik korban.
Mengingat kondisi jenazah yang tidak utuh tersebut, tim DVI menurut Anton masih melakukan rangkuman seluruh data atau rekapitulasi data post mortem dan juga ante mortem yang dimiliki tim identifikasi.
"Kami sedang lakukan rekapitulasi terhadap semua hasil yang telah kami peroleh, dan hasilnya akan kami laporkan pada press conference esok siang, pukul 14.00 WIB," kata Anton di RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (15/5).
Selain itu, Anton menuturkan, pakar deoxsiribo nukleid acid (DNA) dari Rusia, Profesor Pavel Ivanov, baru akan tiba di Jakarta nanti malam. "Beliau baru akan tiba nanti malam. Mungkin besok baru akan membantu proses identifikasi," tandasnya.
Selain itu, Anton bilang, tim Rusia tidak membawa alat untuk membantu proses identifikasi para korban ini. Tim bantuan Rusia itu hanyalah empat orang yang terdiri dari ahli DNA, ahli patologi forensik, ahli odontologi forensik dan ahli antropologi forensik. "Tim dari Rusia tidak membawa alat, hanya bantuan tenaga," terang Anton.
Saat ditanya berapa total jumlah biaya yang dikeluarkan untuk proses identifikasi jenazah yang terbilang mahal itu, Anton mengaku belum bisa menyebutkan angkanya. Sebab, saat ini proses identifikasi maupun evakuasi masih berlangsung dan belum selesai. "Kami belum kalkulasi jumlahnya, karena memang proses masih berlangsung. Yang pasti proses identifikasi melalui DNA memang mahal," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News