Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pembiayaan utang pada periode Januari sampai dengan akhir Mei 2020 mencapai Rp 360,66 triliun.
Jumlah ini setara dengan 35,8% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp 1.006,4 triliun.
Baca Juga: Mencari alternatif biaya proyek tol Trans Sumatra
Realisasi ini mengalami peningkatan tajam 123% apabila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 161,7 triliun.
Adapun pembiayaan utang ini, disokong oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto dan pinjaman neto. Untuk penerbitan SBN neto sampai dengan Mei, realisasinya adalah sebesar Rp 344,9 triliun dan realisasi pinjaman sebesar negatif Rp 8,31 triliun.
Baca Juga: Pemerintah menaikkan target penerbitan SBN jadi Rp 40 triliun tiap pekan
Sebagaimana dikutip dari dokumen APBN Kita edisi Juni 2020, dikatakan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan permasalahan kesehatan dan perlambatan ekonomi yang berdampak pada menurunnya sumber pendapatan negara.
"Di sisi lain, terjadi peningkatan belanja negara dan pembiayaan yang signifikan. Akibatnya, realisasi pembiayaan utang yang bersumber dari SBN dan pinjaman pun meningkat cukup tinggi," ujar Kemenkeu sebagaimana dikutip oleh Kontan.co.id, Kamis (9/7).
Lebih rinci, realisasi pinjaman terdiri atas penarikan pinjaman dalam negeri bruto sebesar Rp 239,4 triliun, penarikan pinjaman luar negeri bruto sebesar Rp 30,2 triliun, serta pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar negatif Rp 38,75 triliun.
Baca Juga: SBSN jangka pendek banyak dilirik investor, ini alasannya
"Realiasi penarikan pinjaman yang cukup tinggi ini, diiringi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri yang jauh lebih tinggi sehingga menyebabkan realisasi pinjaman neto mencapai angka negatif," papar Kemenkeu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News