kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rapat soal neraca dagang, Jokowi minta neraca perdagangan cetak surplus


Senin, 11 November 2019 / 15:47 WIB
Rapat soal neraca dagang, Jokowi minta neraca perdagangan cetak surplus
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/10/2019). Jokowi minta neraca perdagangan cetak surplus


Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas membahas soal defisit neraca perdagangan dan juga neraca transaksi berjalan. Dalam pidato mengawali rapat, Jokowi menekankan perlunya mendorong ekspor dan juga pengembangan pariwisata untuk mendatangkan lebih banyak devisa.

Jokowi mengatakan, pemerintah akan fokus menekan sebanyak mungkin angka defisit neraca transaksi berjalan. Selain itu pemerintah juga akan mendorong surplus perdagangan.

Baca Juga: Ini instruksi Presiden Jokowi dalam pengembangan sumber daya manusia

"Kita bisa memperbesar surplus neraca dagang kita dengan menggenjot ekspor dan juga pengembangan sektor pariwisata yang mendatangkan devisa," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas, Senin (11/11).

Guna mendorong ekspor, Jokowi meminta industrialisasi. Selain itu, diperlukan terobosan untuk menekan impor minyak dan gas (migas) yang menjadi beban terbesar dalam defisit neraca perdagangan Indonesia.

Pembangunan kilang harus menjadi prioritas dalam fokus ke depan. Selain peningkatan produksi, penggunaan biodiesel pun dapat menjadi cara menurunkan defisit.

"Kita tingkatkan termasuk pengolahan energi baru terbarukan seperti B20 untuk segera bisa masuk ke B30, lalu ke B100 sehingga bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap impor," terang Jokowi.

Baca Juga: Pangkas regulasi, Jokowi tiru gaya Amerika Serikat

Hal itu dapat dimanfaatkan sebagai substitusi barang impor. Substitusi barang impor terus di buka lebar sehingga bisa mengganti produk yang selama ini dipenuhi melalui impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×