kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.929   1,00   0,01%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Ramalan para ekonom terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I


Rabu, 18 April 2018 / 19:34 WIB
Ramalan para ekonom terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I
ILUSTRASI. Penjualan cabai di pasar tradisional


Reporter: Fauzan Zahid Abiduloh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ekonom menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2018 akan melambat. Melambatnya konsumsi rumah tangga serta kondisi neraca perdagangan yang baru membaik di Maret 2018 dinilai menjadi penyebab utama. Selain itu, sektor investasi juga belum menunjukkan peningkatan signifikan.

Per kuartal I 2018, total ekspor Indonesia menunjukkan peningkatan menjadi US$ 44,27 miliar atau naik 8,78% dari kuartal yang sama tahun lalu (yoy). Pencairan belanja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga sudah mulai tampak sebesar Rp 419 triliun atau 19% dari APBN.

Namun, para ekonom menilai bahwa hal-hal di atas tidak begitu membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun ini. Para ekonom memprediksi, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 akan berkisar 5% sampai 5,2%.

"Untuk kuartal I 2018, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,09%. Faktornya adalah lambatnya konsumsi rumah tangga," ujar Lana Soelistyaningsih, ekonom Samuel Asset Management, Rabu, (18/4).

Adanya inflasi harga pangan, khususnya beras sebesar 2,34%, memang diyakini menjadi alasan mengapa masyarakat masih menahan daya konsumsinya.

Selain itu tekanan yang terjadi pada kurs rupiah akibat adanya isu kenaikan Federal Funds Rate oleh Bank Sentral Amerika Serikat dinilai dapat membuat impor menurun.

"Rupiah yang melemah dan berfluktuasi menyebabkan impor kita turun. 90% impor kita adalah untuk bahan baku/penolong dan barang modal. Sektor manufaktur akan tertekan, akibatnya ekspor akan tertekan dan menghambat pertumbuhan ekonomi," ujar Febrio Kacaribu, peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI).

Febrio sendiri mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal I akan sebesar 5,2%, mengingat tingkat konsumsi masih berada sedikit di bawah 5%.

Selain karena konsumsi yang melambat, sektor investasi juga dinilai kurang membantu. Padahal, di awal tahun ini Moody's telah meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia menjadi di atas investment grade.

"Ya itu, potensi-potensi di sektor investasi masih belum membuahkan hasil. Mungkin di kuartal II mulai akan membantu pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Prediksi saya, pertumbuhan ekonom kuartal I 2018 akan sebesar 5%," ujar David Sumual, ekonom Bank Central Asia (BCA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×