CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mentok di 5,5%


Selasa, 17 April 2018 / 19:42 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mentok di 5,5%
ILUSTRASI. Sektor manufaktur


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi hanya akan mencapai maksimal 5,5% tahun ini. Meskipun pemerintah Indonesia telah memacu ekonomi setinggi-tingginya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P. S. Brodionegoro mengatakan, dengan iklim bisnis dan kondisi daya saing Indonesia saat ini, perekonomian Indonesia diprediksi hanya akan tumbuh maksimal 5,5%.

Tapi jangan pesimistis dulu, ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih dari prediksi itu dengan syarat ada perbaikan secara menyeluruh di sektor manufaktur.

Menurut Bambang, saat ini sekor manufaktur belum menunjukkan taringnya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membuat terobosan-terobosan.

“Karena sama sekali kita harus mencari tahu kita harus mencari strategi bagaimana terjadi break through di sektor manufaktur,” ujarnya Selasa (17/4).

Dia menambahkan, sebagian besar negara yang tergabung dalam G20 tumbuh berkembang lantaran sektor manufaktur yang berkembang. Dengan demikian Indonesia tidak bisa menganggap remeh sektor manufaktur, meski diberkahi dengan sumberdaya yang melimpah sehingga ekspor Indonesia lebih banyak di dominasi oleh sektor komoditas.

“Problemnya, kalau kita bergantung hanya pada SDA , yang saya bisa pastikan ini mengikuti pola yang sudah biasa kita pakai, maka yang 5,5% (pertumbuhan ekonomi) tadi akan terus melekat ke kita. Padahal dari analisa kami 5,5% tidak cukup untuk ekonomi Indonesia, untuk mengurangi kemiskinan, untuk memperbaiki kesenjangan, menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×